AirNav Indonesia menerima laporan adanya puluhan balon udara liar yang terbang bebas di ruang udara tepatnya di atas Pulau Jaw dan sekitarnya pada hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah atau Senin (2/5/2022) kemarin.
Puluhan balon udara liar yang dapat mengancam keselamatan penerbangan tersebut dilaporkan terbang bebas hingga ketinggian 35000 kaki atau 10.600 meter di atas permukaan air laut.
Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Rosedi mengatakan, pihaknya menerima laporan dari sejumlah Pilot yang melakukan penerbangan dari dan ke Jakarta.
“Beberapa laporan spesifik di antaranya 3 buah balon dilaporkan di sebelah barat poin SRONO dengan ketinggian 7000 kaki yang dilaporkan Pilot Batik Air rute Jakarta – Banyuwangi. Di hari yang sama, Pilot Citilink rute Banyuwangi-Jakarta melaporkan ada 1 balon liar dilaporkandi sebelah timur laut Kota Surabaya dengan ketinggian 31000 – 32000 kaki,” kata Rosedi pada Selasa (3/5/2022).
Selain laporan dari Pilot, petugas Air Traffic Controller (ATC) menerima laporan dari warga yang melihat adanya balon udara liar di atas udara Magelang dengan ketinggian 2.500-3.000 kaki.
Mendapat laporan terkait adanya benda yang mengancam keselamatan penerbangan di udara, AirNav Indonesia langsung memetakan area sebaran balon udara liar berdasarkan laporan yang masuk dan menerbitkan sejumlah Notice To Airmen (NOTAM).
“Kami juga langsung berkoordinasi dan berperan serta secara intensif dengan stakeholder penerbangan, di antaranya dengan sejumlah Pemerintah Daerah, POLRI, TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Kementerian Perhubungan untuk memantau laporan aktivitas balon udara liar dan melakukan langkah-langkah antisipatif dan pencegahan potensi bahaya balon udara liar bagi penerbangan, dengan melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat dan sweeping ke sejumlah wilayah yang diperkirakan menjadi daerah asal balon udara liar,” jelas Rosedi.
AirNav Indonesia kata Rosedi, terus meningkatkan awareness terhadap aktivitas balon udara liar, mengingat potensi dampaknya terhadap operasional navigasi penerbangan menjadi kewaspadaan dan tanggung jawab seluruh stakeholder penerbangan.
“Kami akan melaporkan update informasi terkini, terutama kepada para pengguna jasa untuk memastikan pelayanan navigasi penerbangan diberikan dengan sebaik-baiknya,” tutur Rosedi. (Rmt)