Connect with us

Puluhan Ular Python Asal Amerika Serikat Dimusnahkan di Bandara Soetta

Bandara

Puluhan Ular Python Asal Amerika Serikat Dimusnahkan di Bandara Soetta

Sebanyak 30 ekor Ular Phyton asal Amerika Serikat dimusnahkan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Ular tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mesin incenerator di Instalasi Karantina Hewan Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (9/8/2023).

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, Andi PM Yusmanto mengatakan, pemasukan ular tersebut ke Indonesia tidak sesuai dengan ketentuan sehingga dilakukan penahanan dan pemusnahan.

“Ular Pyton berasal dari Amerika sebanyak 30 ekor. Kemarin dalam kondisi hidup, (sebelum dimusnahkan) dimatikan dulu,” kata Andi.

Dijelaskannya, pemasukan komoditas pertanian baik hewan maupun tumbuhan harus dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan dari negara asal atau mendapat rekomendasi dari Kementerian terkait. Apabila tidak memenuhi persyaratan, maka akan disita dan dimusnahkan.

“Umumnya tidak dilengkapi (Sertifikat Kesehatan), ada juga yang dilengkapi sebenarnya, tapi kan kita periksa ulang, cek dan ricek. Jadi kalau ada barang masuk kita periksa, karena bisa saja ada kontaminasi selama proses pengiriman dari negara asal ke Indonesia,” jelas Andi.

Selain ular phyton, Balai Besar Karantina Soekarno-Hatta juga memusnahkan komoditas hewan lainnya sebanyak 922 butir telur , 8 ekor kadal varanus serta daging serta 379,04 kilogram yang terdiri dari daging ayam, daging sapi, daging babi, daging Rusa, daging Kanguru dan daging Unta yang merupakan hasil penegahan selama periode Januari-Juli 2023.

Sementara dari komoditas pertanian asal tumbuhan, sebanyak 212,118 kilogram benih sayuran asal Belanda turut dimusnahkan karena terinfeksi bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae yang merupakan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) kategori A1 (belum terdapat di Indonesia).

Ada pula bibit homalomena, bibit rhapidophora, bibit anggur, benih wortel, tanaman hias, kaktus, buah manga, buah alpukat, bunga ghysophilla serta ginseng dengan sebanyak 582,644 kg, 2442 batang dan 40 kemasan. Media pembawa tersebut berasal dari berbagai negara seperti Belanda, Korea Selatan, Thailand, China, Jepang, Ekuador, dan Malaysia

Andi menjelaskan, bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae merupakan pathogen golongan bakteri Gram negatif yang memiliki kisaran inang yang sangat luas hingga mencapai 87 jenis tanaman. Bakteri ini dapat menyerang pada tanaman cabai, jeruk, padi, bawang-bawangan, mentimun dan tomat.

“Dapat dibayangkan jika bakteri ini berhasil masuk ke wilayah NKRI, maka jenis tanaman yang dapat menjadi inangnya ini menjadi terancam. Kami akan mengirimkan NNC (notification of non compliance) ke negara asal, agar kedepan tidak terjadi hal yang sama,” tegas Andi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (KKIP), Junaedi menambahkan bahwa pemusnahan media pembawa atau komoditas pertanian dilakukan untuk melindungi hewan dan pertanian di Indonesia.

“Sehingga, tindakan akhir (pemusnahan) dari adanya komoditas itu, karena tidak memenuhi syarat dan hasil uji laboratorium ditemukan adanya hama penyakit yang berbahaya,” tuturnya. (Rmt)

More in Bandara

Advertisement
To Top