Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto adalah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)1992. Ia merupakan salah satu pelaku sejarah dalam peristiwa Insiden Bawean.
Insiden Bawean adalah sebuah insiden yang terjadi pada 3 Juli 2003 di mana dua jet tempur F-16 Fighting Falcon milik Angkatan Udara Indonesia dikirim untuk mencegat lima jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS dari kapal induk USS Carl Vinson .
Kala itu Fajar yang masih berpangkat Kapten Penerbang, mengejar pesawat-pesawat milik AS yang melintasi wilayah udara Indonesia dengan F-16.
Pesawat tempur F-16 TNI AU dan F/A-18 Hornet milik Amerika Serikat terlibat dalam pertempuran udara, penguncian radar, dan peperangan elektronik.
Pertempuran berakhir ketika Falcon 2 mengepakkan sayapnya dan Falcon 1 berhasil melakukan komunikasi radio dengan F/A-18. Pesawat Amerika tersebut mengklaim beroperasi di perairan internasional. Padahal kenyataannya masuk wilayah udara Indonesia yang terpantau Radar TNI AU.
Kini, Fajar berpangkat Marsekal Pertama TNI (bintang satu) dengan jabatan Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Kodiklatau. Sebelumnya ia menjabat Danlanud Manuhua Biak, Kadispenau dan Aspotdirga Kaskoopsudnas.
Panglima Koops Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsdya TNI Tedi Rizalihadi S, memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) tiga jabatan strategis Koops Udara Nasional (Koopsudnas) beberapa hari lalu di Makoopsudnas, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (7/1/25).
Tiga jabatan itu adalah Asintel, Aspotdirga dan Kapoksahli Kaskoopsudnas.
Jabatan Aspotdirga Kaskoopsudnas ia serahkan kepada Marsma TNI Elia Adriyanto.(MRZ)