Pagi ini, langit Tangerang Selatan tampak begitu tenang dan memikat. Dari kejauhan, jajaran pegunungan berdiri gagah, menyapa lembut di balik kabut yang menggantung rendah. Awan putih berarak perlahan, menutupi sebagian lereng, seolah menjadi selimut bagi alam yang masih enggan terbangun sepenuhnya.
Suasana di kota terasa berbeda. Udara pagi yang adem dan lembab membawa kesegaran tersendiri, menghapus penat dari rutinitas yang kian padat. Dari area permukiman hingga sudut perkotaan yang lebih modern, suasana hari ini dipenuhi dengan ketenangan yang jarang dijumpai di tengah deru kendaraan dan hiruk pikuk aktivitas manusia.
Di bawah langit kelabu muda, gedung-gedung menjulang terlihat berbaur harmonis dengan pepohonan yang masih rimbun. Pemandangan ini menjadi pengingat bahwa di balik kemajuan dan padatnya pembangunan, masih ada sisi alami Tangerang Selatan yang menenangkan mata dan hati.
Bagi siapa pun yang sempat memandang ke arah utara pagi ini, panorama pegunungan yang membentang seolah menjadi lukisan alam yang hidup — memanjakan pandangan dan menumbuhkan rasa syukur. Cuaca yang bersahabat tanpa terik matahari menambah suasana syahdu, membuat siapa pun betah berlama-lama menikmati pemandangan dari jendela, balkon, atau tepi jalan.
Tangsel pagi ini bukan sekadar kota penyangga metropolitan. Ia adalah ruang yang menyimpan harmoni antara alam dan kehidupan modern, di mana langit, gunung, dan manusia sejenak berpadu dalam kedamaian yang sederhana.
