Sekitar Tahun 70-an pembebasan lahan dilakukan untuk pembangunan Bandara Soekarno-Hatta, termasuk Makam Kramat Syeikh Abdusarmin dan Makam Syeikh Uyut Karnen akan tergusur.
Namun ketika makan kedua Syeikh tersebut hendak dibongkar dan dipindah ke lokasi baru, alat berat pun dikabarkan berkali-kali rusak.
Pembongkaran seluruh makam yang dulunya merupakan tempat pemakaman umum warga setempat (dulu Desa Bengkok), urung dilakukan.
“Dulu dozernya selalu rusak kalau mendekati salah satu makam, bahkan supirnya pun seketika jatuh sakit,” kata Syamsuri kepada TangerangOnline.id.
Bahkan kata Syamsuri, alat berat yang mengalami kerusakan itu sampai sebulan lebih tidak dapat digunakan kendati terus diupayakan perbaikan.
Tidak mau pekerjaannya terbengkalai, pihak perusahaan melakukan upaya di antaranya, mendatangkan Kyai dan paranormal ke lokasi untuk meminta ‘ijin’ kepada penghuni makam.
Alhasil, perusahaan asal Francis itu tak melanjutkan pembongkaran alias membiarkan kedua makam tersebut tetap pada tempatnya. Sehingga keberadaan kedua makam Kramat tersebut masih terjaga hingga kini.
Sayangnya, salah satu makam yang diatasnya tertulis “Makom Waliyullah Syeikh Abdusarmin Keramat Bunder ” sangat tidak terawat. Bahkan disampingnya berdiri sebuah kantin yang menjual aneka makanan.
Makam dan kantin tersebut hanya dipisahkan oleh selembar asbes. Bersambung… (Rmt)
