Aliansi Mahasiswa Madura (AMMA) meminta kepada anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) melalui petisinya menanggapi kasus pelanggaran etik yang dilakukan anggota Komisi IV DPR RI Fanny Safriansyah (Ivan Haz) di Senayan, Jakarta, Kamis (21/4/16) .
Hamidi, Ketua AMMA mengatakan, berdasarkan rekaman CCTV yang dijadikan salah satu barang bukti telah melakukan penganiayaan kepada pembantu atas nama Toipah, yang hal ini juga diperkuat oleh pengakuan Ivan Haz kepada anggota Panel MKD.”MKD sebagai lembaga penegak etika di lingkungan DPR harus bekerja secara independen, professional dan berkeadilan, mengingat saudara Ivan Haz adalah pejabat Negara yang juga putra mantan Wakil Presiden Hamzah Haz. MKD harus menunjukkan sikap yang obyektif dan tidak melindungi sesama anggota DPR,” terang Hamidi.
AMMA Dalam petisinya menyatakan, tindakan saudara Ivan Haz telah mencoreng lembaga legislatif DPR, sehingga diperlukan suatu tindakan sanksi etik yang membuat efek jera. “Tindakan saudara Ivan Haz telah mencoreng nama baik warga Madura secara umum dan keluarga Syaikhona Kholil Bangkalan secara khusus, mengingat Ivan Haz merupakan cicit mantu dari ulama yang kami hormati. Tindakan saudara Ivan Haz tidak mewakili warga Madura yang terkenal santun, religius dan menjunjung ahlakul karimah,” tambah ketua AMMA.
“Kami meminta MKD memberikan sanksi berat kepada saudara Ivan Haz, yakni Pemberhentian Tetap dari jabatan anggota DPR,” tegas Hamidi. (Bahrur Rosi, Mahasiswa Ciputat)
