Sinekopi akan menyelenggarakan Festival Film Kopi guna menngenalkan inisiatif yang lahir melalui teman-teman pencinta sinema dan penikmat kopi yang ada di seluruh nusantara dalam puncak acara yang akan diadakan pada 2 Oktober 2017 mendatang.
“Festival ini bertujuan memperkenalkan kopi di Indonesia dan memperlihatkan bahwa budaya ngopi merupakan hal yang amat erat di Indonesia,” ujar Arqom Maksalmina, koordinator dari organisasi Sinekopi di Breeze, BSD-Serpong, Jumat (16/6/2017)
Sementara itu, Arief Akhmad Yani selaku manajer festival yang melihat kebanyakan film di Indonesia terdapat adegan ngopi atau paling tidak terucap secara verbal ajakan mengopi.
Festival Film Kopi menghadirkan beberapa program, yaitu pemutaran film pendek baik yang dikompetisikan, maupun non-kompetisi. Film pendek yang diputar diseleksi melalui open-submission yang berlangsung dari 5 Mei dan ditutup pada 30 Agustus 2017. Puncak acara dan malam penghargaan akan dilangsungkan pada 2 Oktober 2017 dengan berbagai acara seru, termasuk pemutaran film di beberapa titik.
Selain film pendek, festival ini juga membuka submission untuk video blog atau vlog berdurasi maksimal 10 menit, dimana masing-masing vlogger diharuskan membagikan kisah tentang kopi atau budaya di wilayah masing-masing dan mengirimkannya pada panitia.
“Akan dipilih 4 video pemenang yaitu pemenang favorit dan juga pilihan juri. Di samping itu juga ada kompetisi video 1 menit yang mengajak masyarakat khususnya anak muda mengikuti dan meramaikan festival film kopi,” katanya.
Menjelang festival, diselenggarakan pemutaran film dibeberapa desa bersama petani. Antara lain di Cikalong Wetan Bandung, Gunung Merapi Magelang, dan Gunung Ijen Banyuwangi. Pemutaran ini bertujuan mendekatkan film padamasyarakat, dan juga memperlihatkan bagaimana usaha-usaha petani telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas melalui film.
Panji Mukadis, Direktur Program Festival Film Kopi menerangkan bahwa yang membedakan antara Festival Film Kopi dan festival lainnya yaitu keterlibatan pelaku industri kopi mulai dari petani sampai pemilik kedai kopi.
Sebelum acara akan diselenggarakan pemutaran di berbagai desa penghasil kopi sekaligus mengajak petani dan warga sekitar menikmati tontonan pilihan. Tidak hanya itu, selama festival berbagai komunitas diajak memahami kopi.
“Festival Film Kopi juga tidak berakhir sampai malam penutupan, namun film-film terseleksi akan didistribusikan di berbagai layar alternatif termasuk kedai kopi,” jelas Panji.
Usai festival, film-film terseleksi akan mendapat kesempatan di distribusikan di berbagai lokasi pemutaran dan warung kopi, yang mana skema pembagian hasil bagi pembuat film baik pemutaran komersil, maupun tidak.
Tersedia total hadiah dan dana produksi senilai puluhan juta rupiah bagi 4 pemenang dan dana produksi untuk membuat film seputar kopi. Adapun sebagai salah satu juri dari yaitu Candra Aditya penulis kritik dan juga seorang pembuat film. Dalam melakukan penilaian, Candra juga akan ditemani beberapa juri lainnya yang telah menekuni berbagai bidang, baik sebagai sineas seperti Fajar Nugros, Nicho Yudifardan yang lainnya. Juga turut mengundang pemerhati kopi. Line up lengkap juri Festival Film Kopi akan diumumkan akhir bulan Juni 2017. (Arf)