Berita
Diskusi Jurnalistik PWI Tangsel Bahas Peran Penting Warga
Gelaran Festival Jurnalistik Tangsel 2017 terus berjalan. Kamis (12/10/2017) ini, festival yang digelar PWI Tangsel dan SMSI Banten tersebut menyuguhkan diskusi jurnalisik dengan tema “Peran Penting Warga dalam Dunia Jurnalisme” di Resto Kampung Anggrek, Serpong.
Hadir sebagai pembicara, Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, dan Anggota Dewan Pers, Hendry CH Bangun.
Peserta diskusi datang perwakilan elemen warga dari berbagai organisasi dan komunitas serta komedian Nardji Cagur.
Tema diskusi diangkat, mengingat saat ini dengan pesatnya perkembangan media sosial, sehingga setiap warga dengan mudahnya melakulan reportase dan mempublikasikan hasil reportasenya ke media sosial.
Mengenai peran penting warga dalam dunia jurnalis, Bang Ben panggilan akrab Benyamin Davnie, mengatakan bahwa sebenarnya Pemerintah Kota Tangsel juga telah melibatkan warga untuk melaporkan informasinya kepada pemerintah melalui aplikasi Siaran Tangsel.
“Dalam aplikasi Siaran Tangsel ini, setiap warga bisa menyampaikan informasi soal keluhan warga. Dan ini juga bisa seperti bentuk jurnalisme warga. Dan tentunya dalam informasi dan laporan dari warga ini langsung ditangani,” ujarnya.
Namun, mengenai jurnalisme warga ini, Banyamin juga mengingatkan agar para warga pun diberikan pemahan soal konten jurnalis dalam menyampaikan informasi. Agar tidak terjadi penyebaran berita hoax yang sangat membahayakan.
“Sekarang yang harus kita waspadai bersama ialah, bagaimana warga juga harus menghindari penyebaran berita hoax. Karena penyebaran berita hoax ini sangat bernahaya bagi keadaan sosial kita,” ungkapnya.
Sedangkan Hendry CH Bangun, menilai memang dengan perkembangan saat ini, setiap warga sudah menjadi dan melakukan kerja-kerja jurnalis.
Hendry juga mengatakan, jurnalisme warga muncul agat masyarakat mebdapatkan alternatif informasi yang didominasi perusahaan pers. “Kalau warga menyikapi ini dengam baik. Maka peran jurnalisme warga ini sangat positif sekali. Seperti contoh kasus tsunami di Aceh, ketika itu media massa belum bisa masuk ke lokasi tsunami. Dan informasi yang tersebar melalui jurnalisme warga,” paparnya.
Hendry juga mengatakan, bahwa tantangan terbesar para jurnalis warga adalah meningkatkan kualitas produknya, dengan keterampilan mencari informasi, menulis laporan, dan memproduksi berita visual.
“Sekarang Tinggal bagaimana kita memperbaiki kualitas Jurnalism warga ini, agar menghasilkan produk Jurnalis yang baik dan informasi yang benar,” pungkasnya. (dra)
