Warga RT 09 RW 03, Jalan Astek Kelurahan Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merasa menjadi tamu di kampungnya sendiri.
Kondisi demikian dikarenakan Jalan Astek yang merupakan akses jalan lingkungan warga, harus melewati salah satu portal pos keamanan komplek sebuah perumahan.
“Dari dulu di portal, dari dulu sejak berdirinya perumahan, tidak boleh masuk, di pos satu yang tidak boleh masuk motor, kalau mobil tidak boleh juga kalau tidak ada kartunya, kalau pos duanya, motor boleh lewat situ, kalau mobil tidak boleh kalau tidak punya karcis,” ujar salah satu warga RT 1/RW 4, yang tidak ingin di sebut namanya.
Pantauan Tangerangonline.id di lokasi terputusnya jalan akses yang terhalang oleh portal pos keamanan perumahan tersebut diperkirakan sepanjang kurang lebih 1 KM yang membuat akses masyarakat menjadi terbatas, dan apabila warga hendak keluar menuju ke kawasan Kelurahan Lengkong Gudang Timur, warga harus mengambil jalan memutar.
“Tidak boleh ada motor lewat sini, kalau disini sudah ada aturan dari paguyubannya, tidak boleh lewat motor, sudah ada 6 bulan lamanya, kalau warga lewat sini tetap juga tidak bisa, warga sudah tau semua mas. Kalau lagi pertamalah iya, masih pada cekcok, kalau sekarang sudah lancar, jalan ini beda, kalau buat motor ada jalan khusus lagi, kan dikasih jalan di pos dua, kalau untuk mobil nggak bisa selain warga perumahan, dulu mah bebas, dulu masih BSD sekarang sudah warga,” ujar salah satu penjaga pos saat dikonfirmasi oleh wartawan.
Menurut cerita salah satu warga sekitar yang sudah lama tinggal di kawasan tersebut, yang identitas sengaja tidak disebut, Jalan Astek dahulunya dibuka sebagai akses menuju perumahan Astek milik pemerintah Kelurahan Lengkong Gudang Timur menembus hingga ke Kelurahan Jombang, namun sekarang teruputus sejak adanya perumahan tersebut.
“Dulunya jalan ini dibangun sebagai akses untuk perumahan Astek milik pemerintah, tembus ke Kelurahan Lengkong Gudang Timur, sampai ke Kelurahan Jombang. Ketika ada pembangunan perumahan, kok jalan jadi terputus, dan warga yang ingin melintas harus mengikuti prosedur yang dibuat sendiri oleh perumahan itu. Kondisi ini membuat akses warga jadi sangat terbatas,” ujar warga tersebut.
Sambung warga itu lagi, pernah ada peristiwa, pada saat ada warga yang meninggal, dan hendak dimakamkan dimana tempat pemakaman warga, berada di wilayah komplek perumahan tersebut, warga yang hendak pergi untuk memakamkan harus bersitegang terlebih dahulu dengan petugas keamanan komplek perumahan.
Sebagian besar warga berharap, agar warga yang hendak melintasi jalan tidak dipersulit, dikarenakan pentingnya akses tersebut bagi masyarakat sekitar.
“Warga disini berharap adanya kebijakan baik dari Kelurahan maupun dari pihak pengembang, untuk dapat mempermudah akses masyarakat melintasi jalan tersebut. Kasian juga warga kalau harus memutar bila ingin berpergian ke arah Jombang,” pungkas warga tersebut. (Ban)