Malu dengan nama yang diberikan orangtuanya, Kentut memohon kepada Pengadilan Negeri Tangerang untuk mengganti namanya menjadi Ihsan Hadi, Senin (16/04/2018).
Kentut yang sehari hari mengajar sebagai guru ngaji tersebut merasa perlu mengganti namanya lantaran sering kali menjadi bahan olokan-olok dari warga sekitar.
“Saya mengganti identitas agar tidak menjadi olok-olok teman, terlebih anak saya perempuan sering kali diejek oleh teman-teman sekolahnya,” kata Kentut.
Ia mengaku kerap mendapati putrinya tersebut menangis lantaran merasa malu dengan nama orang tuanya.
“Putri saya sering menangis dan mengurung diri di kamarnya karena malu di ejek, pernah waktu itu anak saya engga mau sekolah karena terus menerus diejek kentut sama teman temannya,” katanya.
Ia menuturkan pihaknya kerap menerima ejekan dari warga sekitar dan parahnya lagi sejak 2008 lalu pihaknya menerima ejekan yang menyakitkan dari warga sekitar.
“Pernah satu RW saya diejek oleh orang-orang dan di kecamatan pernah diomelin, karena disangka becanda menyebut nama saya, yang tidak akan saya lupa adalah waktu pengurusan di Disdukcapil semua petugas disana menertawakan nama saya,” kata Kentut.
Kentut yang juga berjualan mie ayam tersebut seolah terbiasa menerima ejekan tersebut, bahkan saat hakim Ketua Pengadilan Negeri Tangerang menanyakan terkait permohonannya tersebut sempat tersenyum-senyum menahan tawa.
“Sudah biasa mas, saya sudah biasa diejek kayak gini ya sudahlah tidak apa-apa,” kata Kentut.
Rebo, pamannya menjelaskan, saat lahir, kentut memang sengaja diberi nama tersebut lantaran kedua orangtuanya kurang memahami dampak yang akan ditimbulkan dengan memberi nama tersebut.
“Namanya juga orang di kampung, dan waktu itu orangtuanya asal memberi nama, sehingga waktu melengkapi administrasi kependudukan kedua orangtuanya tersebut menyebut kentut sebagai nama dari anaknya tersebut,” kata Rebo.
Ia menuturkan, Kentut yang tiap hari mengajar ngaji kepada warga sekitar tersebut perlu mengganti namanya lantaran ia menilai kentut saat ini telah menjadi panutan warga.
“Memang saat ini warga telah berhenti mengejek kentut, sudah bosen mungkin, sekarang kentut adalah panutan karena dia seorang ustadz,” tukas Rebo. (Amd)