Connect with us

Pepaya Merah Delima Balitbangtan Bangkitkan Gairah Petani

Berita

Pepaya Merah Delima Balitbangtan Bangkitkan Gairah Petani

Pepaya, adalah buah andalan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Buah yang manis ini pernah berjaya dan menjadi komoditas ekspor. Di sepanjang Pantai Selatan Kabupaten Kebumen hingga Cilacap, dengan mudah akan kita jumpai hamparan tanaman pepaya yang segar.

Tanaman pepaya itu, di budidayakan karena lahan dan agroekosistemnya sangat mendukung, untuk tumbuh optimal tanaman pepaya.

Namun, pada tahun 2013, serangan penyakit jamur yang sangat cepat menyebar, menyebabkan penurunan produksi yang drastis akibat kematian tanaman yang sudah berproduksi.

“Hingga saat ini masih menjadi momok bagi sebagian petani untuk menanam pepaya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Pujirahayu, dalam keterangannya, Minggu (20/11/18).

Pujirahayu, mengatakan, bahwa saat ini luas pertanaman pepaya di Kebumen hanya tinggal sekitar 100 hektar saja yang tersebar di wilayah bagian selatan.

Seiring dengan pencanangan tahun perbenihan nasional 2018 oleh Kementerian Pertanian RI, yang dimulai pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018, BPTP Jateng dan Puslitbang Hortikultura Balitbangtan menginisiasi kegiatan produksi benih pepaya merah delima (medel), varietas unggul baru pepaya Badan Litbang Pertanian karya peneliti Balai Penelitian Buah Tropika Solok, di kelompok tani Karangrejo Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen.

Menurut Pujirahayu, pada tahun 2017, BPTP Balitbangtan Jateng, telah memproduksi benih pepaya medel sebanyak 20.950 bibit dan telah didistribusikan kepada kelompok tani di Kabupaten Banyumas sebanyak 3000 bibit, Kabupaten Batang sebanyak 1500 bibit dan selebihnya dikembangkan di Kabupaten Kebumen sejak bulan Desember 2017.

Pujirahayu mengatakan, pada tahun 2018, diproduksi kembali sebanyak 15.000 benih yang telah dibagikan kepada kelompok tani di wilayah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen.

Ruslan, anggota kelompok tani Karangrejo, Desa Petikusan, Kecamatan Mirit, salah satu petani penerima bantuan benih pepaya medel pada tahun 2017. Ia sudah menanam sebanyak 700 pohon di lahan pasir sejak Desember 2017, dan mulai September 2018 sudah mulai panen serta merasakan hasilnya.

Selama dua bulan panen, ia sudah memperoleh penghasilan Rp. 30 juta. Keberhasilan tersebut menjadi motivasi petani-petani lainnya untuk mengembangkan pepaya medel dan memupus ketakutan adanya serangan penyakit yang sempat menghabiskan tanamannya.

Melihat produksi yang tinggi dan harga yang kompetitif dari pepaya medel, Kadistan dan Pangan Kabupaten Kebumen, Pujirahayu, merasa optimis bahwa pengembangan pepaya di Kebumen akan bangkit kembali, dan berharap agar kelompok tani difasilitasi untuk dapat memproduksi benih secara mandiri serta penguatan kelembagaannya mendukung percepatan pengembangan pepaya yang tidak hanya di wilayah selatan namun juga di wilayah bagian utara Kebumen.

“Agar petani dapat memproduksi benih pepaya medel secara mandiri, BPTP Balitbangtan Jateng menyelenggarakan bimbingan teknis teknologi produksi benih pepaya medel kepada 40 petani dari empat kecamatan di Kabupaten Cilacap dan 30 petani dari tiga kecamatan di Kabupaten Kebumen. Petani peserta adalah penerima bantuan benih pepaya medel tahun 2017 dan 2018. Selain pemaparan materi teknologi produksi benih secara detail, juga dilakukan kunjungan lapang,” terangnya.

Sementara itu, Kepala BPTP Balitbangtan Jateng, Harwanto, menyampaikan harapannya agar Kabupaten Kebumen menjadi pioner sekaligus sentra pengembangan pepaya medel di Jawa Tengah, serta tumbuh kelompok tani penangkar baru untuk mencukupi benih secara mandiri untuk memenuhan pengembangan pepaya lebih lanjut.(MRZ)

Continue Reading
You may also like...

More in Berita

Advertisement
To Top