Daya tarik Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi semakin meningkat. Pebisnis asal Suriah yang tergabung dalam Arrasyid for Industry and Trade Group berada di Mesir pun menunjukkan ketertarikan berinvestasi di Indonesia. Mereka pun menggandeng KBRI Cairo guna menjajaki serius rencana berbisnis di nusantara.
“Kami berencana membangun pabrik di sana (Indonesia),” ujar pebisnis Mohammed Alfarra, saat bertemu dengan Dubes Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi di Kairo, Senin (14/1/2019).
Alfarra menjelaskan pihaknya saat ini berkecimpung dalam pembuatan perlengkapan kamar mandi (water mixer). Produk yang dibuat antara lain kran air dan bathtub. Tidak hanya di Mesir, produk yang memiliki merek dagang ‘Clever’ ini juga merambah pasar Irak, Armenia, Nigeria dan negara-negara kawasan mediterania dan Timur Tengah.
“Kami ingin melakukan ekspansi pasar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia,” jelas Alfarra.
Dalam kesempatan tersebut, Alfarra mengajak serta Dubes Helmy mengunjungi salah satu showroom dan pabrik pembuatan water mixer di Kawasan 6 Oktober, Kairo. Dalam kunjungan tersebut turut hadir yakni Atase Perdagangan KBRI Cairo, Irman Adi Purwanto Moefthi.
Alfarra menjelaskan pihaknya sudah melakukan observasi pasar water mixer di Indonesia. Pihaknya meyakini dapat mampu berkompetisi dengan produk-produk yang selama ini sudah beredar di pasaran.
“Sekalipun berorientasi ekspor ke negara tetangga di Asia Tenggara, kami juga harus memastikan ada tempat di pasar domestik Indonesia,” tandas Alfarra.
Pada pertengahan Oktober 2018 lalu, Alfarra menjelaskan sudah menyambangi Batam dan Kepulauan Karimun untuk menjajaki kemungkinan pendirian pabrik di sana. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan BP Batam di Kairo, awal Oktober silam.
“Kami sudah melihat beberapa lokasi potensial, karena itu kami butuh juga masukan dari Dubes Indonesia di Kairo,” tandas dia.
Menanggapi hal tersebut, Dubes Helmy menyambut baik rencana pembuatan pabrik water mixer di Indonesia. Menurut dia, iklim investasi Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo terus menunjukkan tren positif.
“Peniliaian lembaga-lembaga internasional yang kredibel menujukkan rating kemudahan berbisnis di Indonesia terus meningkat,” urai dia.
Lebih lanjut, Dubes Helmy menyarankan agar para pebisnis untuk menjajaki peluang kerja sama dengan partner lokal. Dengan demikian, barang yang saat ini sudah diproduksi dapat mulai dijajakan di pasar Indonesia.
“Sebelum membangun pabrik, ada baiknya untuk diawali hubungan dagang dengan mitra lokal. Jadi, produk-produknya sudah lebih dulu beredar di pasaran,” kata Dubes Helmy.(MRZ)