News Update
Diduga Tidak Transparan, Pengelolaan Keuangan Rusunawa Serua Dipertanyakan
Rusunawa tahap pertama di jalan Sukma, kelurahan Serua, kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan penuh, dan gedung rusunawa tahap dua juga hampir penuh dengan pengelolaan keuangan yang belum pernah di publikasikan.
Pantauan dilapangan, kondisi jalanpun sudah rusak, pondasi jalan masuk hanya menggunakan konblock terlihat tidak layak untuk di lalui kendaraan dan lapangan warga yang tidak ada lampu penerangan.
Diketahui, rusunawa yang di bangun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) oleh kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di kelola oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan sejak tahun 2013 lalu. Awalnya rumah susun sewa Situ Gintung tersebut di peruntukan untuk korban bencana Situ Gintung melalui sistem iuran bulanan.
Bagian pengelolaan UPT Perumahan dan Pemukiman Pemkot Tangsel Bagus Rahadian mengatakan, gedung tersebut belum di serahterimakan oleh kementerian PUPR.
“Iya, rusunawa tersebut harus di kelola meski belum serah terima. Karena, jika bangunan itu tidak di huni, kita tak pernah tahu kerusakannya apa. Dimanapun jika menunggu serah terima, di kota manapun pasti lama prosesnya,” ucap Bagus Rahardian.
Dari pantauan di lokasi, rusunawa tahap dua (2) tersebut lantai 2, 3 dan 4 hampir penuh di huni oleh masyarakat Tangsel dengan iuran berbeda. Sementara lantai 1 masih agak kosong. Begitupun gedung tahap pertama yang di peruntukan untuk lansia juga hampir penuh di huni.
Belum jelasnya harga pokok sistem sewa tersebut, calon penghuni baru merasa dirinya di persulit meski seluruh prosedur sudah di jalankan.
“Saya sudah 1 bulan ini bolak balik kesini. Suami saya driver online dan saya hanya ibu rumah tangga. Sebelumnya saya ngontrak di Kedaung. Susah banget mau tinggal disini,” tutur Erli kepada wartawan (7/4/2021)
Erli menuturkan, harga yang di tawarkan kepada masyarakat pun berbeda sesuai dengan lantai yang di tempati.
“Harga disini berbeda bang, lantai paling atas lantai 4 itu harga sewanya 240 rb, lantai 3 lebih mahal, dan lantai 2 agak mahal lagi. Bagi saya sangat membantu sih dan terjangkau, makanya saya kesini,” imbuh Erli
Adapun masyarakat Tangsel yang mempertanyakan pengelolaan keuangan tersebut adalah penghuni lama, ia telah menempati sejak tahun 2013 sejak bangunan rusunawa Serua berdiri.
“Saya disini sudah sejak awal berdiri, dari awal saya bayar terus mas. Saya curiga uangnya tidak di setorkan ke negara. Lihat saja kondisi jalan atau fasilitas yang lainnya sudah rusak, lapangan olahraga dan minimnya lampu penerangan,” ujar Amir.
Saat di konfirmasi oleh media, Ryan Anugrah, Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kejaksaan Negeri Kota Tangerang Selatan mengatakan, pihaknya akan merespon laporan masyarakat. Menurutnya, informasi tersebut akan segera di tindak lanjuti oleh Kejaksaan Negeri Tangsel.
“Untuk informasi yang di sampaikan oleh masyarakat akan kami tindak lanjuti. Sekecil- kecilnya informasi terkait pengelolaan keuangan daerah akan kami pelajari,”tegas Ryan (Adt)
