Semangat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat terus digelorakan pengurus Perkumpulan Bank Sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Meski di tengah Bulan Ramadhan, puluhan unit Bank Sampah tetap beroperasi di tiap kecamatan se Kota Tangsel. Hal ini juga menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengapresiasi Bank Sampah Tangsel.
Ketua Perkumpulan Bank Sampah (Perbas) Kota Tangsel, Wakidi mengatakan, terdapat puluhan dari tiga ratusan unit Bank Sampah yang tersebar di Tangsel tetap mengoperasikan dan menerima sampah dari masyarakat.
“Awalnya selama bulan ramadhan Bank Sampah tidak akan beroperasi hingga lebaran, Namun karena semangat dan kerelaraan pengurus Bank Sampah ingin menciptakan produktifitas, beberapa Bank Sampah di tiap Kecamatan tetap beroperasi,” katanya saat dihubungi via telepon, Selasa (4/5).
Semangat pengurus yang tetap mengoperasikan Bank Sampah, menurutnya ingin menciptakan kesadaran kepada masyarakat agar dapat mengelolah sampah dan menjaga lingkungan. Selain itu, sampah dapat diubah menjadi sumber pendapatan.
“Kalau saya perhatikan, teman-teman (pengurus) yang ada di Bank Sampah mayoritas ingin menumbuhkan rasa kesadaran ke masyarakat. Selain menjaga lingkungan, tapi juga menjadi tabungan (uang). Artinya itu kesukarelaan mereka. Dan bagus apalagi di masa pandemi gini,” ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut andil dalam pengelolaan Bank Sampah. Semakin banyak unit Bank Sampah, akan semakin teratasi persoalan sampah dan menambah nilai ekonomi.
“Ayo ikut andil. Kami akan bimbing dari proses hingga akhir. Malahan, hingga lapak terakhir kami bukakan jalurnya dan kami tidak intervensi persoalan nilai barang,” ajak Wakidi, Ketua Perbas Tangsel periode 2018-2022.
Terpisah, Kepala Bidang Persampahan DLH Tangsel, Wismansyah mengapresiasi semangat pengurus Bank Sampah tetap beroperasi meski di tengah bulan puasa. Langkah mereka menurutnya sangat membantu Pemkot Tangsel dalam mengatasi persoalan sampah.
“Terima kasih tentunya dan sangat saya apresiasi. Mereka itu pejuang,” ungkap Wismansyah saat ditemui di Kantor DLH Tangsel, Rabu (5/5).
Ia juga mengatakan, sebanyak 313 Bank Sampah diharapkan dapat mengatasi persoalan limbah sampah non organik. Hal itu dimulai dari ruang lingkup terkecil yakni keluarga.
“Saat ini bank sampah ada sekitar 313 Unit, dan itu tersebar di seluruh wilayah Tangsel yang diharapkan dapat membantu mengatasi sampah non organik dari masyarakat. Kami harapkan jumlahnya terus bertambah, guna mengatasi sampah dari sumber, yakni masyarakat,” katanya.
Wisman mengungkapkan, jumlah Bank Sampah terbanyak yang pertama berada di Kecamatan Pamulang yakni sebanyak 106 Unit, dengan daya olah sampah sepanjang 2020 mencapai 185,68 ton.
Kemudian, Kecamatan Ciputat sebanyak 54 Unit, sampah terolah sebanyak 83,27 Ton, dan Pondok Aren sebanyak 36 Unit, dengan daya olah sampah selama 2020 sebanyak 44,04 Ton.
“Selaian itu, di Kecamatan Ciputat Timur sebanyak 39 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 54,62 Ton, Kecamatan Setu sebanyak 31 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 82,49 Ton. Di Kecamatan Serpong sebanyak 20 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 33,94 Ton. Yang terakhir di Kecamatan Serpong Utara sebanyak 27 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 32,06 Ton,” pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Seksie Kemitraan DLH Tangsel Ahmad Rifai.
Kata dia, dari 313 Unit bank sampah di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangsel, tercatat pada periode 2013 hingga 2020 lalu dapat mengolah sampah non organik sebanyak 2816 ton.
“Dengan 313 Unit bank sampah yang dimiliki oleh DLH Kota Tangsel, kami mencatat sedikitnya 2816 ton sampah non organik yang dapat diolah. Itu catatan periode 2013 hingga 2020 lalu. Jadi, dengan grafik yang sangat baik tersebut, kami terus mendorong penambahan bank sampah, agar semakin tersebar di masyarakat, guna membantu mengatasi sampah yang ada di Kota Tangsel,” ujar Rivai.
Untuk mendirikan bank sampah, Rivai menjelaskan, sangat mudah. Kata dia, masyarakat dapat menghubungi DLH dan selanjutnya akan diberikan fasilitas sarana dan prasarana penimbangan.
kemudian, DLH juga menyediakan pendampingan melalui Tenaga Pendamping Bank Sampah yang tersebar di 7 kecamatan tanpa dipungut biaya.
Selain jumlah pengurangan sampah non organik yang cukup signifikan, Rivai menuturkan, tercatat pula perputaran uang yang dihasilkan melalui bank sampah tersebut sebesar Rp.3,8 miliar.
“Jumlah perputaran uang mencapai sekitar 3,8 Miliar Rupiah. Dengan catatan catatan tersebut, sekali lagi kami sangat berharap partisipasi masyarakat dalam membantu suksesnya keberadaan Bank Sampah. Dengan mencatatkan sampah non organik di bank sampah, masyarakat pun diyakini dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang ada di Kota Tangsel,” tandasnya. (ADV)