Beranda Berita Makam Keramat Kebon Kopi Salah Satu Sejarah Islam di Pandeglang Banten

Makam Keramat Kebon Kopi Salah Satu Sejarah Islam di Pandeglang Banten

0

Sebuah makam keramat yang bernama syekh Makom karomah syeh sangadiah adalah tempat ziarah makom dan tempat wisata religi yg berada di daerah kampung Kadu gajah RT 04/RW 08, kelurahan pandeglang , Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang Banten.

Di keramat kebon kopi tersebut terdapat tiga makam yg sering di datangi oleh pengunjung yaitu syeh sangadiah, syeh pijer, dan nyiratu malariah namun kebanyakan yg berjiarah ke keramat syekh sangadiah.

Salah satu Penanggung Jawab Kenadiran Syekh Sangadiah Kebon Kopi TB. Nawawi Abdul Fattah mengatakan, sejarah syekh Sangadiah kebon kopi tersebut adalah anak dari kesultanan Maulana Hasanuddin Banten hingga sampai keturunan, pada saat sejarah perjuangan Islam di Banten yaitu syekh Sangadiah.

“Ini salah satu wisata religi di Pandeglang Banten, dan juga harus dijaga salah cagar budaya di Kabupaten Pandeglang. Jadi syekh Sangadiah kebon kopi perjalanan ke islaman di Banten sebelum Sultan Hasanuddin Banten, jadi syekh Sangadiah ini yang paling bungsu” kata TB. Nawawi Abdul Fattah saat diwawancarai Tangerangonline.id.

TB. Nawawi melanjutkan, memang terkait syekh Sangadiah kebon kopi tersebut banyak versi akan tetapi berdasarkan dari turun temurun dari guru besar TB. Nawawi memang seperti itu termasuk dari Abuya Fathoni, untuk peziarah biasanya kebanyakan dari luar daerah Pandeglang yang datang ke tempat makam keramat tersebut.

“Memang banyak versi terkait syekh Sangadiah kebon kopi, tapi menurut berdasarkan dari turun temurun dari guru besar Abah seperti itu, untuk yang ziarah kebanyakan dari luar Pandeglang dan ada juga dari lokal,” lanjutnya.

Makam keramat syekh Sangadiah kebon kopi perjuangan Islam di Banten salah satunya di Pandeglang yang harus dijaga untuk tidak dilupakan.

“Dengan menjaga cagar budaya dan tidak melupakan perjuangan Islam di Banten khususnya Pandeglang dengan berziarah, dengan ziarah kita mengingat akan kematian dan tidak mengejar dunia yang hanya bersifat sementara,” pungkasnya. (Dan)