Bandara
Pesawat Garuda Rute Bali-Kualanamu Dibajak, Pelaku Dilumpuhkan saat Mendarat di Bandara Soetta
Pesawat Garuda Indonesia rute Denpasar (DPS) – Kualanamu (KNO) dengan nomor penerbangan GA1234 ‘dibajak’ oleh 2 orang penumpang. Pesawat yang membawa 17 kru dan 50 penumpang tersebut dipaksa mendarat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang.
Tak tanggung-tanggung, pelaku pembajakan meminta uang tebusan sebesar USD 1 juta serta menuntut agar pimpinan mereka yang ditahan di Lapas kelas II Serang, Banten dibebaskan. Jika tuntutannya tidak dipenuhi maka pesawat Airbus A330-900neo tersebut akan diledakkan.
Dalam aksinya, pelaku pembajakan mengaku memiliki rangkaian Alat Peledak Improvisasi (Improvised Explosive Device/IED) yang melekat ditubuhnya dengan alat pengendali digenggam.
Mendapat laporan adanya aksi pembajakan pesawat, PT Angkasa Pura II berkoordinasi dengan stakeholder, khususnya TNI-Polri untuk segera melakukan penyelamatan dan melumpuhkan pelaku.
Tim penyelamatan dan pembebasan dari Satuan Bravo 90 Kopasgat bergerak cepat dan berhasil masuk ke dalam pesawat sesaat setelah mendarat di Bandara Soetta.
Tidak butuh waktu lama, tim penyelamatan dan pembebasan yang dibantu Jihandak Gegana Polri, Polresta Bandara Soetta, Aviation Security dan seluruh tim Angkasa pura II dapat menguasai keadaan. Pelaku pembajakan berhasil dilumpuhkan dan seluruh penumpang dan kru pesawat selamat.
Peristiwa tersebut bukanlah kejadian sebenarnya, melainkan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Bandar Udara (Airport Contingency Exercise) skala besar.

Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Bandar Udara (Airport Contingency Exercise) skala besar dengan sandi latihan ‘Operasi Elang’ di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (tangerangonline.id)
Airport Contingency Exercise tahun 2024 ini memiliki skenario pembajakan (hijack) pesawat udara (in flight) dengan sandi latihan ‘Operasi Elang.’
Executive General Manager KCU Bandara Soekarno-Hatta PT Angkasa Pura II Dwi Ananda Wicaksana mengatakan, latihan ini bertujuan untuk mempraktikkan penanganan penanggulangan keadaan darurat keamanan (contingency) sesuai dokumen rencana penanggulangan keadaan darurat keamanan bandar udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Simulasi ini sebenarnya adalah latihan rutin, tapi kali ini kita lakukan (pertama kali) skala nasional. Di mana skenarionya adalah adanya pembajakan pesawat. Berharap tidak pernah terjadi, tapi perlu dilatih rutin sehingga ketika ada situasi sebenarnya kita sudah ada penanganan SOP,” kata Dwi Ananda di Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (29/2/2024).
Latihan ini lanjutnya, dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan, mengidentifikasi kekurangan dan kebutuhan, memperkenalkan modifikasi yang diperlukan dan memastikan keandalan operasional semua peralatan.
“Hari ini pun sudah ada masukan, menjadi penambah modifikasi SOP kami yang tentunya di kesempatan selanjutnya kita uji kembali apakah ini pola komando, komunikasi bisa berjalan baik. (Latihan serupa) dilaksanakan minimal skala besar 2 tahun sekali,” terangnya.
Adapun latihan untuk menguji apabila terjadi situasi yang tidak diinginkan ini melibatkan sebanyak 250 personel gabungan dari Sat. Bravo 90, Gegana, Polres Bandara Soetta,
BKO TNI, BBKK, ARFF, Ground handling, Garuda Indonesia, ACS, Bulsi dan Kru pesawat.
“Secara keseluruhan operasi penyelamatan ini cukup berjalan baik, komandonya jelas, berjalan baik posko nasionalnya. Semua tim yang berperan dalam membantu penyelamatan sandera tanpa adanya korban jiwa, baik dari semua penumpang, crew pesawat maupun tim yang ikut berperan dalam operasi ini,” tutur Dwi Ananda. (Rmt)
