Oleh: Mirza
MINGGU pagi, 9 April 2023, sinar mentari mulai menyinari landasan pacu Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pasukan defile berbaris memasuki landasan pacu (taxi way echo).
Di belakang barisan, berjejer kendaraan taktis (Rantis) milik TNI Angkatan Udara, sementara prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) berpakaian hitam-hitam menyandang senjata berdiri disamping kiri-kanan kendaraan itu.
Tidak jauh dari tempat ini, Hanggar Skadron Udara 2 dan Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanaksuma terlihat di balik rerimbunan yang berdiri kokoh di antara hamparan luas rumput hijau.
Tiga unit kendaraan khusus terparkir di belakang tamu undangan. Kendaraan Satkominfosiber Koopsudnas dan satu kendaraan warna biru lengkap dengan radar diatasnya terhubung ke kendaraan Satkomlek TNI yang berfungsi sebagai pemandu lalu lintas udara atau pemandu lalu lintas penerbangan (Air Traffic Controller/ATC) di bandara.
Seorang perwira yang tak mau disebutkan namanya, menunjukkan pergerakan pesawat secara nasional di layar berpendingin ruangan itu kepada tangerangonline.id. Tampak titik-titik pesawat begerak sesuai jalurnya masing-masing.
“Semua terpantau di sini Mas, karena nanti kita akan ada demo udara, jangan sampai pergerakan pesawat terganggu,” ujar perwira berpakaian loreng biru itu.
Tak lama kemudian, panji-panji (bendera identitas angkatan bersenjata) memasuki lapangan upacara menghadap ke ujung landasan dan berbaris di depa Drum Band AAU.
Bersamaan dengan itu, terdengar deru mesin pesawat-pesawat tempur bergemuruh dari lokasi “taxi way echo” yang berasal dari Terminal Selatan Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Burung-burung besi penjaga langit itu bersiap lepas landas menembus awan langit biru.
Hari itu adalah hari bersejarah, karena merupakan Hari Ulang Tahun Ke-77 TNI Angkatan Udara. Dalam layar videotron yang berukuran sangat besar menghadap ke tamu undangan. Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada TNI AU.
“Atas nama pemerintah, bangsa dan negara, saya mengucapkan selamat hari TNI Angkatan Udara yang ke-77, kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Udara di manapun bertugas, di seluruh penjuru tanah air. Di usia yang ke-77 ini, TNI Angkatan Udara harus menjadi Angkatan Udara yang modern dan tangguh, mampu menjaga ruang udara Indonesia serta bertransformasi sebagai kekuatan udara nasional yang disegani dan dihormati di dunia. Dirgahayu TNI Angkatan Udara, Swa Bhuana Paksa,” tutur Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan meriah para tamu undangan.
Ucapan selamat ulang tahun juga dilayangkan Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin melalui layar yang sama. Wakil Presiden menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas seluruh pengorbanan, bakti dan karya nyata TNI AU, demi rakyat dan negara.
“Kepakkan sayapmu dan terbang lebih tinggi, untuk menjaga langit dirgantara. Dirgahayu TNI Angkatan Udara Republik Indonesia, Swa Bhuwana Paksa, Sayap Tanah Air Indonesia,” ucap Wapres KH Ma’ruf Amin yang mengenakan kemeja batik coklat berpeci hitam dengan latar belakang bendera merah putih berjejer.
Pada hari jadi TNI AU itu, empat prajurit mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo. Mereka adalah Lettu Sus Muh Nasiruddin (Smin Asintel Kasau) mendapat tanda kehormatan Satyalancana Kesetiaan 24 tahun. Serda Gunawan (Bintara POM Satprov Denmabesau) meraih Satyalancana Kesetiaan 16 tahun, Praka Agus Srihono (Tamtama Operator Komputer Subdisduksismin Disinfolahtaau) meraih Satyalancana Kesetiaan 8 tahun dan Kolonel Nav Yoelian B Ariyanto (Kasubdis Dikcabpa Disdikau) meraih Bintang Swa Bhuana Paksa Nararya. Penyematan diberikan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono di lapangan upacara.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, berpesan agar TNI AU dapat menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai krisis yang mengancam bangsa. TNI AU harus menguasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern.
Situasi geopolitik dunia secara umum penuh dengan ketidakpastian dan semakin memanas.Dalam menyikapi hal tersebut, TNI AU harus terus beradaptasi dan bersiap dengan berbagai kemungkinan skenario.
Tema HUT ke-77 TNI AU kali ini “Profesional, Modern, dan Tangguh Sebagai Angkatan Udara Yang Disegani di Kawasan”. Hal ini menunjukkan komitmen TNI AU untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam rangka menghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks.
“Saya perintahkan kepada seluruh prajurit TNI AU untuk selalu bersikap profesional, ingatlah bahwa tugas kalian memiliki resiko yang tinggi, sehingga meskipun angkasa tempat kalian bertugas sangat luas, namun tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun. Teruslah berlatih secara bertingkat dan berlanjut dengan skenario latihan yang realistis,” pesan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
*Simulasi Pembebasan Sandera Sat Bravo 90*
Sebuah Bus VVIP disandera kelompok teroris. Satuan Bravo 90 Kopasgat berpakaian hitam dengan senjata lengkap menggelar operasi pembebasan sandera. Satuan Bravo bekerja sama dengan Helikopter EC-120 Colibri (jumper, aerial, sniper) dari Skadron Udara 7 Pangkalan Udara (Lanud) Suryadarma, Subang, Jawa Barat, pada operasi pembebesan sandera itu.
Satu unit Ransus P6 ATAV V3 (unit pengaman), satu unit Ransus P6 ATAV V1 (unit penindak) dan satu unit Ransus Jungle Hunter (unit sniper) dikerahkan.
Bus yang sudah dikuasai dan disandera teroris dikejar Heli EC-120 Colibri, dengan teknik “low speed” heli mendaratkan unit jumper di atap bus untuk melakukan “breaching” (merusak atau membuka pintu) dan pengamanan.
Heli sudah berada tepat di atas bus dan mendaratkan satu personel jumper dan bersiap melakukan teknik “breaching”. Dengan kecepatan penuh satu unit P6 ATAV V3 melakukan “intercept” (penghadangan) tepat memotong jalur bus, terdengar suara ban berdecit saat mengerem. Serbuan secara cepat dan tepat serta seporadis digencarkan Tim Penindak Sat Bravo 9 Kopasgat, Heli EC-120 Colibri melakukan “air cover” di atas sasaran.
Suara rentetan tembakan, dentuman yang diiringi dengan pecahnya kaca bus, bom asap mengepul mewarnai serbuan itu, sandera berhasil dibebaskan dan diamankan serta dievakuasi dengan kendaraan khusus “Junkle Hunter”.
Para prajurit bergerak cepat melakukan exfiltrasi (transfer) menuju tempat yang lebih aman dan meninggalkan lokasi dengan cepat. Misi berhasil dilaksanakan dalam hitungan menit.
*Gempuran Pesawat Tempur Hancurkan Musuh*
Satu per satu tim pengendalian tempur Kopasgat melakukan pendaratan pada koordinat yang ditentukan. Tim pengendali tempur (dalpur) melaksanakan “close air support” atau serangan udara langsung dari unsur tempur taktis EMB 314 Super Tucano.
Tim Dallpur yang mempunyai kemampuan “Ground Forward Air Controller” atau GFAC memberikan informasi dan data-data musuh atau target yang akan dihancurkan, mulai dari koordinat sasaran, karakterisrik sasaran, friendly position, menganalisa karakteristik dan jumlah persenjataan udara yang paling optimal digunakan. Selain itu, juga memberikan data akurat ancaman persenjataan artilery musuh, sehingga pesawat tempur yang akan menghancurkan musuh dapat mengeksekusi sasaran dengan cepat dan aman.
Sasaran insurjen musuh dihancurkan dengan metode “bombing” dan “straving” dari unsur tempur taktis EMB 314 Super Tucano yang dilesatkan dari senapan mesin berat kaliber 12,7 milimeter di setiap sayapnya. Pesawat ini berperan sebagai “counter insurgency aircraft” atau anti perang gerilya yang memiliki kemampuan prescission bombing dengan kemampuan manuver yang lincah.
Satu pesawat Super Tucano “final approach”, target terkunci…pickle…pickle now…bom dilesatkan dari udara ke darat, suara dentuman keras membahana sesaat setelah bom dilepaskan dan menggetarkan tanah, asap membubung tinggi, sasaran musuh berhasil dihancurkan. Tim GFAC lalu melakukan “bom damage assesment”. Ditemukan gerombolan insurjen yang lari berhamburan, karena efek ledakan, lalu dilakukan simultan attack yang kedua untuk menghancurkan sisa insurjen dengan metode straving.
Simultan attack kedua kembali bersiap melakukan straving, tagert dikunci,.. pickle…pickle now…tembakan dilesatkan dan berhasil dihancurkan, asap hitam terlihat saat bom dijatuhkan , lalu pesawat “return to home base”, misi berhasil.
*Pilot Terjun Masuk Wilayah Musuh*
Setelah keluar dengan kursi pelontar pesawat tempur, prajurit TNI AU berpakai crew warna oranye dengan selamat mendarat. Namun keselamatan dirinya terancam, karena masih berada dalam wilayah musuh. Dengan sekuat tenaga berbekal senjata api jenis pistol, prajurit menghindari serangan, berlari, berguling dan tiarap, sambil sesekali membalas tembakan ke arah musuh yang mengejarnya.
Musuh terus mengejar dan tanpa memberikan celah untuk prajurit itu selamat. Tak kenal menyerah, prajurit itu mengirim sinyal emergency yang diterima Pusat Komando Kendali Satgas. Diperoleh titik koordinat keberadaan prajurit itu. Satgas udara segera mengerahkan helikopter SAR Tempur yang di “backup” Pesawat Intai Strategis, UAV Orbiter dan air cover dari unsur tempur.
Dua helikopter dan satu Tim SAR Tempur Kopasgat diterjunkan. Helikopter EC 725 Caracal menuju titik sinyal yang dikirim prajurit dan saat tiba dilokasi pasukan langsung memberikan tembakan bantuan dari senapan mesin kaliber 12,7 milimeter untuk menetralisir kekuatan musuh yang berusaha mengejar sang pilot penerbang itu..
Serangan bertubi-tubi membuat kekuatan musuh makin melemah, waktu yang sangat terbatas, ditambah kontur tanah yang tak bisa didarati helikopter, maka didaratkan Tim SAR Tempur yang akan melakukan penetrasi dengan teknik “fastrope” (infilltrasi mendekat ke daerah musuh). Helikopter NAS 332 Super Puma “final approach” menuju droping point. Tali diturunkan, satu per satu tim sar tempur dengan cepat turun dari helikopter dengan teknik fastrope.
Tim pengaman melakukan pengintaian dan “scanning” untuk menemukan sang prajurit melakukan penghindaran dari daerah berbahaya, sehingga kemudian mencari dan menentukan titik jemput pendaratan yang paling aman. Tanpa membuang waktu Tim Sar Tempur Kopasgat melakukan identifikasi dan ditemukan prajurit tersebut, lalu memberikan pertolongan pertama secara medis sambil melakukan penghindaran mencari titik jemput yang aman berdasarkan aspek perkiraan cuaca, medan dan musuh.
Tanda titik jemput sudah disiapkan dan dipastikan aman, “cougar flight” bersiap melaksanakan penetrasi dengan teknik air landed dimana berdasarkan perkiraan teknis dan taktis dinyatakan aman dan dipastikan aman dari ancaman musuh. Prajurit berhasil di evakuasi menuju helikopter dan sudah “on board” di helikopter EC 725 Caracal untuk penanganan medis. “Cougar flight ready to take off…lift off…lift off…” terdengar dari suara radio. Survivor berhasil diselamatkan dan operasi sar tempur dinyatakan berhasil bersamaan dengan mendaratnya wingsuiter Kopasgat. Helikopter dan pasukan kembali ke home base.
*Formasi Fly Pass Burung-Burung Besi Melintasi Podium*
Dengan callsign “Kalong Flight” tiga pesawat CN 295 dan satu Pesawat CN 235 dari Skadron Udara 2 dan Skadron Udara 27 menggelar “Box Formation” melintas di hadapan tamu undangan, sebagai flight leader adalah Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Armin Yusuf. Pesawat itu adalah jenis pesawat angkut sedang yang berhomebase di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Lanud Manuhua Biak.
Enam pesawat EMB-314 Super Tucano dengan callsign Tucano Flight membentuk “Arrow Fromation” dengan “flight leader” Komandan Skadron Udara 21, Letkol Pnb Sandrha Gunawan, juga melintas dihadapan penonton. Pesawat ini memperkuat Skadron Udara 21 yang merupakan jenis pesawat tempur taktis yang
ber-homebase di Lanud Abdurachman Saleh Malang. yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan operasi udara lawan darat yang mampu melaksanakan pengeboman dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Disusul sembilan pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31, Skadron Udara 32 dan Skadron Udara 33, dengan “callsign” Rajawali Flight dengan “Triplle V Formation melintas dari kanan podium, sebagai flight leader adalah Komandan Skadron Udara 31 Letkol Pnb Anjoe Manik.Pesawat C-130 Hercules ini mampu beroperasi dalam distribusi logistik serta penerjunan pasukan untuk melaksanakan infiltrasi di mandala operasi.
Formasi gabungan dari tiga Pesawat Boeing 737 dari Skadron Udara 5 dan Skadron Udara 17 serta dua pesawat Falcon dari Skadron Udara 17 dengan callsign “Kencana Flight” telah membentuk “Arrow Formation” bagaikan anak panah yang melesat di langit dirgantara Indonesia. Sebagai Flight Leader, Mayor Pnb Dimas Prawito Wicaksono.
Pesawat ini yang memperkuat Skadron Udara 5 yang merupakan jenis pesawat angkut Intai Maritim yang ber-homebase di Pangkalan TNI AU Sultan Hassanudin Makassar, dan pesawat Boeing 737 serta Falcon milik Skadron Udara 17 merupakan pesawat penumpang VVIP yang ber-homebase di Pangkalan TNI AU Halim Perdana kusuma, Jakarta.
Terdengar suara gemuruh di angkasa, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 16 dengan “callsign foxtrot flight” membentuk formasi angka “77” dengan “flight leader” Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Pandu Eka Prayoga. Sebagai flight terakhir dalam flypass demonstrasi udara, dapat disaksikan “thunder flight” yang terdiri dari empat pesawat Sukhoi 27/30 Skadron Udara 11 dengan “flight leader” Komandan Skadron Udara 11, Letkol Pnb Setyo Budi Pulungan.
Thunder Flight membentuk “Box Formation” melaksanakan manuver bombust atau manuver memencar ke segala arah sebagaimana TNI Angkatan Udara yang siap menjaga kedaulatan dirgantara dari segala penjuru. Dengan gagah berani Thunder Flight melintasi podium dan tepuk tangan dan decak kagum datang dari tamu undangan dan masyarakat yang menonton elang-elang penjaga dirgantara dan pengawas stabilitas kawasan.
*Demonstrasi Manuver Udara dan Darat*
Manuver udara dan manuver darat di demonstrasikan pesawat tempur, pesawat angkut, dan helikopter yang di awaki oleh pilot-pilot terbaik bangsa serta pasukan terbaik dari Kopasgat.
Disimulasikan, satu pesawat tempur milik musuh yang berpotensi memberikan ancaman bagi NKRI, diperankan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon TNI AU. Untuk mengatasi hal tersebut, dengan segera, flight pesawat tempur T-50 I Golden Eagle dengan call sign “Golden Fight” sebagai pesawat sweeper segera melaksanakan Operasi Udara Lawan Udara Ofensif.
Operasi Udara ini memiliki tujuan untuk melumpuhkan dan menghancurkan kekuatan udara musuh serta dilaksanakan dalam rangka merebut keunggulan di udara, sehingga pengendalian udara atau control of the air dapat diwujudkan.
Secara tiba-tiba muncul satu pesawat tak dikenal yang diidentifikasi sebagai pesawat milik musuh. Dengan segera Golden Flight melakukan pengejaran pesawat musuh itu. Pesawat musuh mencoba menghindar dari kejaran dan merubah arah untuk menyerang sisi belakang dari Golden Flight dan membuat posisi Golden Flight dalam keadaan terancam, karena pesawat musuh dapat melaksanakan penembakan kapan saja.
“Break Turn, Break Turn!! Flare, Flare, Flare!!” terdengar suara dari radio. Pesawat melaksanakan infrared missile defense manuver. Dengan Hi-G turn, yaitu berbelok dengan Gaya “G” yang besar, serta mengeluarkan flare sebagai bentuk inisiasi awal untuk mengecoh rudal musuh.
Golden Flight berpisah dari formasi awal dan menjauh satu sama lain untuk memancing pesawat musuh kedalam pertempuran satu lawan satu jarak dekat, atau Dog Fight. Golden satu, keluar dari pertempuran untuk melakukan observasi dan menari shoot of opportunity. Dikenal sebagai supporting fighter, bertugas mencari kesempatan menembak, membantu pesawat kawan yang terancam oleh pesawat musuh.
Golden satu melaksanakan maneuver “High-G Barrel”. Dengan “Hi-G turn” dan berputar keatas dan berhasil membalik keadaan, pesawat musuh menjadi berada di depan Golden satu. Pesawat musuh saat ini berbalik terancam!! Sedangkan Pesawat T-50 supporting fighter telah mengaktifkan sistem senjata Short Range Air to Air Missile AIM 9…dan… FOX 2!!, pesawat T-50 melaksanakan “launching missile”. Pesawat musuh berhasil dilumpuhkan!!!”
Namun, tak serta merta membuat pesawat musuh keluar dari posisi ‘”terancam”. selanjutnya pertempuran memasuki jarak yang lebih dekat. Sehingga mengharuskan pilot mengubah mode penembakan menjadi “gun mode” untuk menghindari fragmentasi pesawat musuh jika dihancurkan menggunakan missile pada jarak yang terlalu dekat.
Pesawat musuh yang masih mencoba menghindar dari kejaran pesawat T-50 I Golden Eagle mencoba melakukan manuver untuk membebaskan diri dari furball atau lingkup pertempuran, dengan menggunakan “flare”, pesawat musuh mencoba mengecoh “missile” yang di tembakan oleh pesawat Golden Fllight,
Pesawat T-50 I Golden Eagle, mempunyai kemampuan yang mumpuni dalam pertarungan Di udara. Dengan desain yang aerodinamis dan persenjataan nya yang canggih serta kepiawaian pilot-pilot tempur dari TNI AU, berhasil menggagalkan operasi udara musuh, dan mempertahankan Keunggulan di Udara.
Terlihat satu pesawat setelah attack dari musuh melaksanakan “oblique turn” dan berhasil mendapatkan posisi “offensive”, mengikuti putaran “dogfight” pesawat musuh. Sementara “close combat” berlangsung, satu pesawat T-50 yang telah berhasil mengikuti furball atau lingkup pertempuran, melaksanakan “lock target” dan mendapatkan kriteria penembakan missile yang meliputi jarak, dan aspect yang memenuhi.
Untuk memastikan keunggulan di udara, Golden Flight bersiap melaksanakan Operasi Udara Lawan Darat dengan melaksanakan Serangan Udara Langsung terhadap daerah yang di identifikasi sebagai wilayah kekuatan udara musuh. Golden Fllight bersiap melaksanakan penyerangan ke daerah musuh.“Rocket ditembakkan dan sasaran berhasil dihancurkan,”.
Dengan skill yang dimiliki didukung mental yang membaja serta ditempa dengan Latihan yang professional, Golden Flight berhasil merebut keunggulan di udara dengan melumpuhkan kekuatan udara milik musuh serta menghancurkan kekuatan musuh yang tersisa. “Miision complished return to home base,”.
Pesawat F-16 merupakan varian F-16 C/D Block 52 ID yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan pertempuran udara lawan udara (Air to Air) maupun pertempuran udara lawan darat (Air to Ground) yang mampu terbang sampai dengan kecepatah 2 Mach/2x kecepatan suara dan memiliki radius of action sampai dengan 500 Nautical miles. Sebagai manuver penutup, Golden Flight melaksanakan “Box Formation Pass” dan “High Speed Pass” oleh pesawat F-16 Fighting Falcon dari belakang podium.
Presiden Soekarno, 9 April 1955 menyebutkan dalam pidatonya: “Kuasailah udara untuk melaksanakan kehendak nasional, kerna kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern,”
Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, menjelaskan, pengerahan alutsista dan personel yang cukup besar pada HUT Ke-77 TNI AU ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban TNI AU kepada masyarakat Indonesia, mengingat selama Pandemi Covid-19 aktivitas TNI AU kepada publik sangat terbatas..
“Dalam peringatan ulang tahun kali ini digelar cukup besar dengan menampilkan 82 pesawat dan 3.300 prajurit dengan simulasi demo udara dan darat. Puluhan pesawat itu, terlibat dalam demonstrasi udara gabungan alutsista dan manuver lapangan TNI Angkatan Udara,” pungkas Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.(***)