Warga Perumahan Taman Walet, Sindang Sari, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan bau kaporit pada air yang didistribusikan PT Aetra Air Tangerang (AAT).
Keluhan warga itu, berbuntut kekesalan dan kekecewaan lantaran bau kaporit tersebut sudah terasa sejak beberapa waktu terakhir.
Waskito (40), salah seorang warga Perum Taman Walet mengungkapkan, bau kaporit pada air yang didistribusikan perusahaan tandingan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) itu sangat menyengat.
Padahal, air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari mulai dari mandi, mencuci hingga minum dan memasak.
“Padahal airnya sudah saya tampung dulu supaya mengendap. Tapi baunya masih terasa,” ungkap Waskito.
Hal senada diungkapkan Winarni (35), warga Perumahan Taman Walet lainnya. Ibu rumah tangga ini menyebut, bila hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pihak PT AAT terkait bau kaporit tersebut.
Namun, Winarni tak menampik bila sebelumnya ada seorang petugas PT AAT yang ditemuinya mengklaim jika air tersebut masih dapat dikonsumsi.
“Bagaimana bisa diminum langsung, ikan arwana tetangga saya saja mati setelah air aquariumnya diisi air dari Aetra,” katanya.
Winarni berharap, PT AAT mau memperbaiki layanan dan kualitas airnya yang kian memburuk. Itu mengingat harga air permeter kubik semakin melonjak tiap tahunnya.
“Per meter kubik Rp 5 ribuan. Sementara pelayanannya malah makin jelek. Hanya di awal pemasangan saja mereka bilang bisa diminum langsung,” tambah Winarni dengan keluh kesalnya. (Uar)