Cahar Samtapa Geliatkan Mural dari Pamulang

Mural merupakan salah satu jenis seni lukis di atas permukaan dinding, kaca, besi, kayu yang bersifat permanen lainnya. Mural sering dikaitkan dengan seni lukis lainnya, yakni grafiti. Sedangkan grafiti hanya menekankan pada seni lukis tulisan dan medianya menggunakan cat semprot.

Demikian tersebut diungkapkan salah satu pelukis Mural asal Pamulang, Cahar Samtapa. “Mural itu lebih bebas dari grafiti. Bahannya gak cuma cat semprot, tapi bisa juga cat tembok, cak kayu, atau pewarna apapun seperti kapur tulis asal bisa buat ngegambar,” paparnya saat disapa tangerangonline.id di tengah kesibukan melukisnya di Jalan DR Setiabudi, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (8/5/2016).

Cahar memperoleh keahlian melukisnya sejak mondok di Jawa Tiwur, yakni tepatnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam, Gontor, Ponorogo.

Cahar menekuni dunia Mural berawal dari hobinya melukis Kaligrafi atau seni lukis ayat-ayat al Quran. “Di pondok dulu saya sering bikin Kaligrafi. Mulai dari bikin di masjid, mushollah sampai kamar santri. Dari situ, saya coba-coba masuk ke Mural. Lha kok lama-kelamaan jadi hobi ke Mural,” ujarnya.

Bagi Cahar, seniman tidak bisa dinilai secara materi. Sehingga tidak ada harga baku untuk membandrol karyanya. “Saya biasanya ngasih list harga kebutuhan catnya ke pemesan biar dia beli sendiri di toko cat. Terkadang, kalo pemesan gak mau repot beli cat sendiri, ya akhirnya dia kasih uangnya aja ke saya,” papar Cahar.

Setelah Cahar merampungkan tugasnya, pemesan biasa memberi ongkos jasa kepada Cahar sesuai dengan harga pasaran. “Ya pemesan juga rata-rata sudah cek harga pasaran, jadi saya gak perlu nyebutin nominal di depannya,” seloroh Cahar.

Cahar telah menuangkan karya muralnya di semua media, mulai dari dinding dan kaca yang permukaannya datar, hingga kayu dan rolling door yang permukaannya bergelombang. Hasil lukisannyapun sangat memuaskan. “Alhamdulillah, tidak pernah ada yang komplain setelah muralnya jadi,” pungkasnya. (Muf)