PT Angkasa Pura II (Persero) pada hari ini menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk untuk membangun dan mengoperasikan PLTG berkapasitas 50-60 MW di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan investasi sekitar Rp1 triliun.
Penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut dilakukan hari ini di Kementerian BUMN oleh President Director AP II Budi Karya Sumadi, Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo, dan President Director PGN Hendi Prio Santoso.
Adapun Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Pontas Tambungan turut menyaksikan penandatangan tersebut. Ruang lingkup di dalam perjanjian kerjasama tersebut antara lain pemetaan kebutuhan listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemanfaatan gas bumi milik PGN untuk memenuhi kebutuhan listrik di bandara, serta melakukan kajian/evaluasi atas kerjasama dalam bentuk feasibility study yang meliputi aspek finansial, teknis, komersial, hukum, dan aspek lain yang perlu dipertimbangkan.
Melalui perjanjian kerjasama tersebut, ketiga perusahaan juga membentuk anak usaha dengan 51% saham dimiliki oleh PT Angkasa Pura II (Persero) dan sisanya WIKA serta PGN.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi mengatakan, kerjasama ini merupakan contoh dari sinergi BUMN yang sangat baik demi pelayanan kepada masyarakat.
“Pembangungan dan pengoperasian PLTG ini merupakan upaya kami untuk menjamin pemenuhan kebutuhan listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemenuhan kebutuhan listrik sangat erat kaitannya dengan pelayanan, kami berharap dengan berdirinya PLTG ini maka akan mengakhiri kasus kedipan atau padamnya listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang berdampak pada turunnya tingkat pelayanan,” katanya melalui keterangan resminya, Rabu (11/6/2016).
“Di samping itu, kebutuhan listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan meningkat cukup signifikan ketika Terminal 3 Ultimate yang merupakan terminal termodern di Indonesia beroperasi penuh, sehingga diperlukan inovasi guna memenuhi kebutuhan tersebut secara mandiri,” tambahnya.
Pembangunan PLTG ini tuntas pada 2017 dan pada saat itu Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki PLTG sendiri guna memenuhi kebutuhan listrik. Hal ini sejalan dengan upaya PT Angkasa Pura II (Persero) untuk membawa Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat bersaing dengan bandara-bandara berkelas dunia lainnya yang ada di Asean. (Rmt)