Pengidap HIV dan AIDS dapat memiliki anak tanpa tertular virus tersebut. Sehingga dipastikan anak itu negatif dari virus HIV/AIDS. Namun hal itu diperlukan beberapa metode pengobatan sebelum pengidap virus itu ingin mengandung anak.
Demikian diungkapkan Kepala Rumah Sakit (RS) Daan Mogot Kota Tangerang Mayor CKM (K) Dokter Ade Netra Kartika, SpPD, MARS, bahwa setiap pengidap HIV/AIDS dapat melahirkan anak yang tak tertular virus dari orangtuanya. Namun orangtua itu perlu pengobatan Antiretroviral.
“Pengobatan Antiretroviral ini untuk mencegah kepada ibu positif HIV/ADIS yang sedang mengandung tak menularkan ke janinnya. Tapi harus dimulai sejak ibu itu ingin mengandung anak, minimal 1 tahun sebelumnya. Agar virus itu berkurang,” terangnya kepada tangerangonline.id pada acara sosialisasi HIV/AIDS yang digelar KPA Kota Tangerang di RS Daan Mogot Kota Tangerang, Selasa (6/12/2016).
Selain itu, dijelaskannya, pasangan yang salah satunya terinfeksi virus itu. Tak akan menular ke pasangannya yang tak terinfeksi. Disebabkan karena, pasang yang telah terinfeksi tersebut telah melakukan pengobatan Antiretroviral sebelum mereka melakukan hubungan seksual.
“Itu bisa terjadi pasangannya tak terinfeksi walau sudah berhubungan intim. Contohnya, wanitanya sudah terinfeksi, tapi sebelum menikah, wanita itu melakukan pengobatan Antiretroviral selama 1 tahun. Saat menikah dan mereka berhubungan intim, laki-lakinya tak akan terinfeksi,” tegasnya.
Namun ketika anak tersebut terlahir tak terinfeksi HIV/AIDS. Perlu adanya pengontrolan terhadap anak itu sampai usia 15 tahun agar diketahui anak itu tak terinfeksi pada umur tersebut. Orangtua positif yang telah melahirkan anaknya, harus dilakukan pengecekan dan pengontrolan agar dapat dipastikan anak itu tak terinfeksi.
“Setelah lahir, pada 18 bulan perlu dicek dan pengontrolan. Lalu sampai umur 15 tahun pun perlu dikontrol apakah dia terinfeksi atau tidak. Setelah umur 15 itu betul tak terinfeksi. Anak itu sudah dapat dipastikan tak mengidap HIV/AIDS,” tandasnya. (Yip)