Bus Rapid Transit (BRT) Trans Kota Tangerang yang telah dioperasikan Pemerintah kota Tangerang sejak Kamis (1/12/2016) kemarin sampai Kamis (8/12/2016) ini masih terlihat sepi penumpang.
Pantauan tangerangonline.id saat menaiki bus tersebut dari Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, tidak terlihat satu penumpang kategori umum yang menaiki Trans Kota Tangerang.
Tampak bus jauh dari halte. Tak seperti Transjakarta, bus pada waktu pengoperasiannya sudah berada di haltenya, sehingga membuat calon penumpang menaiki BRT tampak kebingungan.
Setelah bertanya-tanya kepada orang di sekitar dan diarahkan ke sopir BRT yang berada di luar bus, mengarahkan untuk naik melalui pintu depan atau bukan naik ke pintu tengah yang bisa membuka dan menutup secara otomatis.
Sebelum jalannya BRT tersebut. Perlu menunggu waktu hingga 15 menit, barulah bus tersebut berjalan mengikuti rute.
Pengawas BRT Kota Tangerang Iwan mengatakan, BRT itu masih sepi penumpang umum. Alhasil setiap harinya, bus itu jarang berjalan atau bisa dibilang kadang-kadang.
“Betul bus ini masih sepi penumpang. Jadi kadang BRTnya jauh dari haltenya. Iya bisa dihitung kalau busnya jalan juga,” jelas Iwan kepada tangerangonline.id, Kamis (8/12/2016).
Penumpang yang baru menikmati fasilitas pemerintah ini yaitu anak sekolah. Hal itu terlihat sejumlah siswa dan siswi SD menaiki BRT itu.
“Yang sering naik bus hanya mereka-mereka (siswa-siswi SD) saja. Karena masih gratis, mereka sering naikin bus ini,” terangnya sambil mengutarakan, bahwa sosialisasi BRT tersebut kurang maksimal kepada masyarakat. Bahkan ada penumpang yang menaikinya pun, ketika ditanya, tak mengetahui, kalau pemerintah sudah membuat program tersebut.
Dirinya berharap, masyarakat Kota Tangerang dapat memanfaatkan fasilitas itu. Sehingga transportasi yang menurutnya itu sudah sangat aman dan nyaman untuk menjadi salah satu transportasi yang ada di Kota Tangerang.
Sementara itu, Ani salah satu siswi SDN 3 Jatiuwung mengutarakan, BRT itu sangat nyaman untuk dinaiki. Bahkan, dirinya pun mengeaskan takkan menaiki angkutan umum lain yang bukan milik pemerintah.
“Enak, ada AC-nya. Jadi nyaman di dalam. Kalau naik angkutan lain kan panas. Tak pakai AC ataupun kipas. Jadi, saya setiap hari untuk sekolah naik kendaraan ini,” tandasnya. (Yip)