Home Berita Kemenkes RI Tunjuk Tangsel Jadi Tuan Rumah Simulasi Episenter Pandemi Influenza

Kemenkes RI Tunjuk Tangsel Jadi Tuan Rumah Simulasi Episenter Pandemi Influenza

0

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama World Health Organisation (WHO) PBB menunjuk Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sebagai tuan rumah kegiatan Simulasi Episenter Pandemi Influenza.

Kegiatan yang diselenggarakan pada 19-20 September 2017 ini dipusatkan di Puspiptek, Setu, Tangsel. Kegiatan ini merupakan latihan simulasi untuk menguji kesiapsiagaan Indonesia dalam menanggulangi pandemi flu burung.

Simulasi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza adalah simulasi pertama di bidang kesehatan yang mengadaptasi kerangka kesiapsiagaan dan penaggulangan simulasi dengan penanggulangan bencana yang diterapkan secara nasional, serta simulasi ketiga yang dilaksanakan Indonesia bagi kesiapsiagaan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat secara efektif.

Sejumlah hampir 100 unit yang merupakan bagian dari Kementerian dan lembaga pemerintah, mitra dan kelompok masyarakat di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota, serta anggota masyarakat, berpartisipasi dalam simulasi.

WHO memberikan dukungan teknis dan logistik, bekerjasama dengan mitra internasional seperti Department of foreign Affairs and Trade of Australia, United States Agency for International Development, dan United States Centers for Disease Control and Prevention.

Simulasi tak hanya akan menguji kemampuan negara tetapi juga mengidentifikasi kesenjangan sehingga dapat ditentukan langkah perbaikan dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap resiko dan upaya tanggap darurat terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak nasional maupun internasional.

Selaku tuan rumah, Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmy Diany menggaris bawahi pentingnya upaya menghadapi Pandemi influenza. Airin menjelaskan simulasi ini bisa menurunkan faktor resiko dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dengan melibatkan unsur pendukung lainnya.

“Tahun 2005 dan 2008 ditemukan virus flu burung di wilayah Kabupaten Tangerang, oleh karena itu simulasi ini sebagai alat pendeteksi kewaspadaan awal,” ungkap Airin.

Airin mengapresiasi kegiatan tersebut kepada Kementerian Kesehatan dan WHO dihadapan Ibu Menteri Kesehatan RI dimana telah memilih Kota Tangerang Selatan sebagai tempat simulasi.

Airin menyatakan Tangsel dalam situasi siaga dalam simulasi Episenter Pandemi Influenza atau flu burung. Dalam simulasi yang digelar selama dua hari tersebut, sejumlah tempat sengaja diisolasi. Seperti Pasar modern BSD City, RSU Kota Tangsel, Puskesmas Setu, salah satu Rumah warga sampai Puspiptek.

Simulasi yang dihadir delegasi dari tujuah negara berbeda ini dibuat sedemikian rupa demi menyerupai keadaan sebenarnya.

”Persiapan simulasi ini sudah dimulai sejak sebulan yang lalu. Kita lakukan uji coba pada beberapa tempat untuk pengambilan gambar agar situasinya menyerupai keadaan Tangsel terkena bencana non alam dalam bentuk virus flu burung ini,” kata Airin.

Airin menjelaskan ada beberapa adegan yang ditampilkan kepada seluruh peserta simulasi yang berasal dari tujuh negara di luar Indoneisa. Yaitu lokasi jual beli unggas seperti pasar, kemudian tempat pemeriksaan pasien flu burung di puskesmas, kemudian rumah warga dan lainnya.

“Jadi ceritanya Tangsel ini terserang wabah penyakit flu burung. Sejumlah warganya menjadi pasien. Sehingga ada satu tempat penampungan bagi penderita flu burung. Kita dekorasi Puspiptek sebagai tempat penampungan, jadi ada rumah sakit lapangan, dengan pengamanan ketat dari pihak kepolisian dan TNI,” kata Airin.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan Banten menduduki tiga besar tempat yang memiliki sejarah wabah penyakit flu burung terbesar se-Indonesia. Menurut data yang dia lampirkan, sedikitnya 34 kasus sudah ditangani oleh instansi kesehatan di Banten. Dimana 94 persen berada di wilayah Tangerang. Baik Tangsel, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.

“Dari 34 kasus itu di Tangerang raya sendiri ada 31 yang meninggal, dan semuanya ada di Tangerang. Jadi dengan simulasi ini, diharapkan seluruh instansi bisa belajar agar cepat tanggap dalam mengatasi bencana non alam ini,” ujarnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan Tangsel dipilih sebagai tempat yang strategis untuk melakukan simulasi ini. Dari keadaan geografisnya yang berbatasan dengan beberapa kota kemudian riwayatnya yang pernah menangani wabah ini membuat Tangsel dijadikan tuan rumah. Ditambah Tangsel memiliki tempat peradaban, sebab di dalamnya ada Batan dan puspiptek.

Katanya Tangsel merupakan tempat ke-tiga yang menjadi tuan rumah Simulasi ini setelah Jembrana di Bali dan Makassar di Sulawesi Selatan beberapa tahun yang lalu. “Perbedaannya, kalau di dua tempat itu adanya simulasi karena memang ada kasus, kalau di Tangsel kita lakukan pesiagaan dalam melakukan proses penanganan bencana non alam ini,” ujarnya.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Wiendra Waworuntu mengatakan simulasi ini diselenggarakan dua hari dan melibatkan 643 personel yang datang dari tujuh negara. “Kita melakukan ini merupakan suatu bentuk upaya dalam menghadapi bahaya pandemik,” kata Wiendra.

Menurutnya tahap demi tahap sudah dialkukan dan diupayakan tidak ada proses yang terlewatkan. “Fasilitas yang kita dapatkan merupakan kerjasama anatara Kemenkes dan WHO,” pungkasnya. (ADV)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here