Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesi (BPOM RI) mengingatkan tentang pentingnya pangan sehat kepada masyarakat, saat melakukan sosialisasi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Keamanan Pangan, yang di laksanakan di GOR Jl KH Dewantara, Ciputat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Jumat (13/10/2017).
Kasubdit Promosi Keamanan Pangan BPOM RI AA Nyoman Mertanegara mengatakan, Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari tiga bahaya, yaitu bahaya kuman/bakteriologi, bahaya kimia, bahaya fisik/benda asing seperti rambut. Adapun makanan produksi olahan rumah tangga sangat rentan tercemar bahaya keracunan, sehingga perlu di olah dengan baik, tempatnya bersih, peralatan yang digunakan bersih, termasuk kebersihan orang yang mengolah makanan.
“Dalam produk olahan sering terdapat bahan berbahaya dari bahan kimia seperti formalin (pengawet), borak/fizer (pengenyal), bahan pewarna bukan untuk makanan. Akhir-akhir ini sangat marak terjadi peredaran dan penyalahgunaan obat dan makanan di lingkungan masyarakat, termasuk di Kota Tangsel. Sehingga Badan Pengawasan Obat dan Makanan Serang, terus melakukan pengawasan diwilayah Provinsi Banten termasuk Kota Tangsel,” tututnya.
Di tempat yang sama Kepala BPOM Serang, Nurjaya Bangsawan berharap, untuk dapat melindungi kesehatan pangan masyarakat dapat terwujud, sehingga masyarakat merasa aman untuk mengkonsumsi obat dan makanan yang beredar di masyarakat.
“Pengawasan obat dan makanan secara rutin dilakukan oleh BPOM, berharap agar masyarakat secara bersama-sama bersinergi untuk melakukan pengawasan obat, makanan, pangan dan produk lainnya. Makanan yang dikonsumsi perlu aman dan sehat, aman dari bahan pengawet, aman dari bahan obat-obatan yang dicampurkan kedalam makanan,” bebernya.
Hal senada juga dikatakan oleh Marinus Gea Anggota Komisi lX DPR RI, makanan yang mahal dan kemasannya bagus belum tentu sehat. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait KIE Keamanan Pangan.
“Makanan yang paling baik adalah makanan yang sehat, karena makanan yang tidak sehat, tidak aman buat tubuh. Supaya generasi kita jadi sehat dan pintar, tidak terkena obat-obat terlarang. Masyarakat perlu terlibat megawasi makanan, minuman dan obat-obat yang beredar di masyarakat, karena anggota BPOM sangat terbatas jumlahnya,” ujarnya.
Adapun hal ini dikatakan BPOM RI melalui sosialisasi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Keamanan Pangan yang dihadiri oleh Marinus Gea (Anggota Komisi IX DPR RI F.PDIP), AA Nyoman Mertanegara (Kasubdit Promosi Keamanan Pangan BPOM RI), Dra. Nurjaya Bangsawan (Kepala BPOM Serang, Banten), Pelda Bambang (Perwakilan Koramil Ciputat), AKP Tuharyono (Wakapolsek Ciputat).
Adapun Kegiatan ini merupakan program BPOM yang bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat sekaligus Anggota DPR RI yang sangat konsen memperjuangkan program-program di BPOM Pusat. (Arf)