Hingar bingar pemilihan Walikota Tangerang Selatan yang bakal di gelar tahun ini terus berjalan. Pada saat ini partai politik pemilik mandat terus melakukan penjaringan bakal calon walikota yang bisa diusung dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang Adib Miftahul melihat fenomena yang sedikit bias dari arah politik dan pembangunan untuk melihat Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dalam pemaparan visi misi yang disampaikan Sekertaris Daerah Muhamad, saat dihadapan panitia seleksi dari Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Menurut Adib, apa yang disampaikan oleh Muhamad selaku bakal calon nyaris tidak melihat terobosan berarti dalam melihat Tangsel untuk lima tahun mendatang. Padahal, sebagai petahana dirinya bisa mengeksplore lebih dalam tentang pencapaian dan apa yg menjadi kelemahan.
“Muhamad seperti tidak mampu melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Tangsel, dimana retorik normatif semata yang disampaikannya di hadapan penguji PSI, tidak ada argumentasi baru dan terbarukan,”kata Adib, Minggu (18/1/20).
Contohnya, masalah sosial kemasyarakatan seperti perekonomian dan banjir diakui Adib, tidak bisa diurai dengan baik oleh sekertaris sehingga terlihat gamang dan kurang meyakinkan dalam menyampaikan argumentasinya.
“Harusnya, sebagai orang nomor tiga dilingkungan pemeritahan, dia (Muhamad) bisa menjelaskan detail masalah dan langkah apa yang akan diperbuatnya baik saat peristiwa kejadian maupun ketika menjabat sebagai walikota mendatang,” jelasnya.
Adib menambahkan, Retorik semacam itu sangat bisa diterima bila yang menyampaikan adalah kontestan dari luar pemerintahan.
“Sebagai orang dalam pemerintahan, saya sangat tidak bisa memahami argumentasi yang disampaikan tersebut,” terang dosen komunikasi politik ini.
Diakuinya, sebagai sekda dan juga Ketua Tim Penyusunan Anggaran, Muhamad harusnya bisa dan jeli bagaimana melihat dan menata Tangsel dimasa mendatang.
“Inikan langkah dan arah pembangunan rutinitas yang harus bisa diurai dan diselesaikan dengan baik oleh seorang Sekda tidak terkesan gagap kaya begini kelihatannya,” paparnya.
Tetapi, Adib menilai wajar, jika Muhamad tak menyampaikan kelemahan dan persoalan Tangsel. Karena alasan takut untuk ‘Dikuliti’ kelemahannya, karena Dia adalah bagian dari pemkot Tangsel saat ini.
“Masih sungkan istilahnya. Bagaimanapun Dia adalah ASN, anak buah Walikota saat ini. Ketika Dia menyalahkan sebuah kebijakan misalnya, maka maknanya Dia menyalahkan dirinya sendiri. Ada rasa tak pantas jika mengkritik Bosnya begitu,” tutupnya.