Pelatihan jurnalistik Batch IV Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) 2022, Gerakan Wartawan Peduli Pendiidikan (GWPP) bersama PT Paragon Technology and Inovation kembali digelar. Gerakan ini dilakukan sebagai komitmen untuk mengembangkan ekosistem penddikan melalui pengarusutamaan isu-isu pendidikan baik dalam skala nasional dan daerah.
Dalam FJP Batch IV ini, dari 80 jurnalis yang mendaftar, terpilih sebanyak 15 wartawan dari berbagai daerah diseluruh Indonesia, termasuk jurnalis tangerangonline.id, untuk mengikuti pelatihan selama tiga bulan kedepan.
Direktur Pelaksana GWPP, Nurcholis MA Basyari, menyebut, ada beberapa mentor yang merupakan wartawan senior akan mendampingi para jurnalis selama mengikuti pendidikan diantaranya adalah M Nasir, Haryo Prasetyo, Tri Juli Sukaryana dan dirinya sendiri.
“Pelatihan ini agar dapat mendarah daging, meski sudah lama meliput dunia pendidikan, para jurnalis tetap mengikuti pelatihan ini untuk menambah wawasan,” ujar mentor FJP GWPP, M Nasir dalam sesi briefing dan perkenalan peserta dan mentor.
Menurut CEO PT Paragon Technology and Inovation, Salman Subakat, Paragon sangat berkomitmen dalam dunia pendidikan.
“Paragon bukan tumbuh untuk bermanfaat, tapi jika bermanfaat pasti tumbuh dan karena ingin bermanfaat maka harus tumbuh dan berkembang,” ujar Salman Subakat, dalam sesi zoom meeting, Selasa (22/2/22) di Jakarta.
Ia berharap, secara bertahap kelak akan bertambah pengarustamaan berita-berita pendidikan di berbagai media massa di Indonesia.
Sementara itu, EVP and Chief Administration Officer Paragon Technology and Inovation, Miftahudin Amin, menyampaikan, media massa memiliki target market yang sama dengan Paragon yaitu komunitas, dan Paragon memiliki satu pasion yang sama tentang bagaimana membangun komunitas dalam membangun bangsa.
Dikatakan, Paragon berkomitmen melakukan gerakan-gerakan di grasroot (gerakan akar rumput) yang memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Dalam konteks kebermanfaatan, sambungnya, Paragon memiliki niat membangun ekosistem, mendorong kualitas penddikan menjadi lebih baik lagi dan salah satu peran yang sangat critical, menurutnya adalah sosial media (sosmed) yang berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat.
“Keterlibatan wartawan dan media massa untuk sama-sama mendorong proses pendidikan dapat berjalan lebih cepat yang berpacu dengan waktu, sesuai visi kita yakni Indonesia Emas 2045.
“Kalau tanpa ada keterlibatan dari stakeholders dan komponen bangsa termasuk kita, itu siapa yang akan menjadi akselerator bagi tercapainya visi indonesia emas 2045 dan Paragon punya keinginan bersama dengan teman-teman sebagai penyambung lidah untuk menyuarakan berita-berita kebaikan agar dijadikan teladan buat yang lain,” bebernya dalam sesi zoom meeting di hari yang sama.
“Kita tidak mementingkan seberapa banyak teman-teman (wartawan) untuk ikut Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) ini, tapi yang kita pentingkan adalah kualitas. Kita ingin membangun personil-personil dalam komunitasnya dan mudah-mudahan dalam program yang diikuti saat ini akan menjadikan jurnalis sebagai agen-agen perubahan,”tambahnya.
Ia berharap melalui program FJP GWPP ini menjadikan pendidikan di negara kita lebih baik.
Sementara itu, mentor FJP GWPP Bath IV, Frans Surdiasis, menyampaikan, dalam era digital saat ini, kerja jurnalistik hanya ada dua faktor pembeda. Pertama, kata dia, adalah kualitas dan yang kedua adalah trust (kepercayaan). Karena itu, sambungnya, kalau kita ingin membangun jurnalisme yang profesional maka harus membangun trust dan membanguin kualitas itu harus menjadi arah.
“Kita semua tahu, bahwa kualitas itu bukanlah sesuatu yang dibangun dalam semalam dan pendidikan ini (FJP GWPP) adalah satu langkah kecil dan teman-teman bisa memanfaatkan betul pelatihan selama beberapa bulan ini dengan baik dan berproses secara intelektual, sosial, sehingga kita sama-sama mengambil manfaat dari pelatihan ini,” pesan Frans Surdiasis. (MRZ)