PT Garuda Indonesia memprediksi adanya kenaikan pergerakan penumpang pesawat dengan kode GA itu sebesar 45 persen pada periode angkutan Lebaran 1444 Hijriah dibanding tahun sebelumnya atau 2022 lalu.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.
“Naiknya 45 persen dibanding tahun lalu dan kalau dibandingkan bulan lalu itu sekitar 15 persen. Dua tahun terakhir ini memang agak slow, tetapi setelah PPKM dibuka kita ekspek kita dengan 45 persen,” kata Irfan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (30/3/2023) kemarin
Irfan menjelaskan, adanya peningkatan jumlah penumpang mudik pada angkutan lebaran tahun ini mendekati angka pada tahun 2019 lalu atau sebelum pandemi COVID-19.
“Kelihatannya (mudik tahun ini) akan jadi masa lebaran mendekati (pergerakan penumpang) 2019,” ujarnya.
Diskon tiket 50 persen
Menurut Irfan, pergerakan khusus penumpang Garuda Indonesia diprediksi sebelum masa cuti bersama pada 19 April 2023. Garuda Indonesia juga membuat program diskon 50 persen ke sejumlah rute dari dan ke Jakarta.
“Kami di Garuda buat program karena libur jadi tema utama selama lebaran. Kita buat lebaran ke Jakarta, sebelum lebaran mulai tanggal 19 April 2023. Kalau ke Jakarta dapat diskon 50 persen dan ini tidak semua station destinasi,” katanya.
“Tapi mayoritas kalau ke Jakarta 50 persen, nanti setelah lebaran ke kota-kota (tertentu) dari Jakarta (diskon) 50 persen,” tambahnya.
Bali dan Singapura menjadi rute favorit
Lebih lanjut Irfan menjelaskan, adapun program Lebaran ke Jakarta bersama Garuda Indonesia ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terbang ke Jakarta menjelang lebaran 1444 Hijriah dan kembali ke kota masing-masing setelah lebaran Idul Ifitri.
“Jadi kita punya keinginan Garuda bisa bermanfaat. Kita ingin memberi makna ketika lebaran nanti bisa berkumpul, dan supaya balance mobilisasi orang itu ke Jakarta,” tuturnya.
Adapun yang menjadi rute favorit penumpang Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno Hatta selama masa mudik lebaran ini Denpasar, Bali dan Singapura.
“Data yang kita miliki ini sebenarnya dari tahun lalu sudah ada indikasi menarik, dan yang ramai itu adalah Denpasar, dan kayanya tidak ada mudik ke Denpasar. Berarti hanya liburan,” kata Irfan.
“Kemudian, yang kedua cukup ramai itu dibandingkan dengan kota-kota asal mudik itu adalah Singapura. Jadi kita melihat bahwa musim lebaran itu bukan hanya untuk pemudik tetapi juga untuk berlibur, oleh sebab itu kami buat program (lebaran ke Jakarta),” pungkasnya. (Rmt)
