Pesawat terbang milik PT Garuda Indonesia (GI) diprediksi Mei mendatang baru akan beroperasi di landasan Pondok Cabe Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Saat ini pihak GI sudah menyerahkan kepada PT Angkasa Pura II sebagai pengelola untuk mempersiapkan elemen penting operasional penerbangan.
Vice President Corporate Communications PT. Garuda Indonesia Benny S Butarbutar memastikan pihak GI sudah menyerahkan kepada AP II. Sebab AP II salah satu badan yang memang telah dipercaya mengelola jasa penerbangan.
“Kami dari pihak garuda sudah sepakat untuk menyerahkan kepada AP II sebagai pengelola. Nanti jika sudah berjalan baru akan ada pembagian hasilnya,” kata Benny kepada awakedia Minggu (6/3).
Beny menambahkan, Garuda sendiri hanya menyiapkan pesawatnya saja. Sedangkan untuk pengaturan lalu lintas udara, kelayakan landasan pacu, dan berbagai perlengkapan seperti Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meyalani penerbangan, adalah AP II. “Karena mereka yang lebih tahu soal layak tidaknya penerbangan maka apapun berkenaan dengan persiapan penerbangan AP II yang akan mengupayakan. Tentunya kerjasama dengan pengelola bandara dari Pertamina,” ujarnya.
Menurutnya soal kedekatan Bandara Pondok Cabe dengan Soekarno Hatta, disebut menganggu lalu lintas jalur udara, sebetulnya tinggal diatur saja karena tidak mungkin persoalan tanpa ada jalan keluarnya. Persoalan itu sempat muncul dan penjadi polemik.
“Sempat muncul persoalan Bandara Pondok Cabe jalurnya berdekatan dengan Bandara Soekarno Hatta. Kalau kita lihat Solo dengan Yogyakarta itu sangat berdekatan dan disana sama-sama memiliki bandara,” pungkasnya.
Perlu digaris bawahi, mengapa GI memanfaakan lahan Bandara Pondok Cabe, papar Benny untuk meningkatkan sumber perekonomian. Baik tingkat daerah atau nasional untuk itu Pertamina, GI dan AP II menyepakatinya untuk kerjasama dan memfungsikan.
“Tujuan utama adalah membangun perekonomian dengan memanfaatkan Bandara Pondok Cabe. Ini yang harus dipikirkan kedepan,” ucapnya.
Director of Operations & Engineering PT Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo menjelaskan telah mengirimkan tim untuk melakukan inventarisir apa sajaa yang masih kurang. Hal ini berkenaan dari bandara khusus menajdi komersil.
“Sarana dan prasarana harus kita tahu, tetapi kalau dilihat landasan pacunya sudah bagus,” paparnya.
Pesawat yang akan melintas akan menggunakan baling-baling, bukan pesawat jet, maka dipastikan tidak akan ada jet blast seperti halnya terjadi di bandara komersil lain.
“Ini kan nanti pesawatnya ATR, atau menggunakan baling-baling, tidak sama dengan mesin jet. Tingkat kebisangan relatif rendah, dorongan mesin pun tak sama dengan mesin jet,” paparnya. (ded)