Puluhan ibu-ibu rumah tangga menggelar munggahan dengan memasak dan makan bersama di pinggir jalan Gang Ketapang 2 Komplek Reni Jaya, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (30/5/2016).
Tradisi Munggahan rutin dilakukan oleh masyarakat Sunda baik yang tinggal di kampung atau di perkotaan. Munggahan merupakan salah satu prosesi yang dianggap wajib bagi suku Sunda untuk menyambut Bulan Puasa.
“Setiap seminggu sebelum puasa, warga Ketapang 2 memang rutin mengadakan Munggahan. Sehingga Munggahan menjadi suatu budaya tersendiri di kalangan warga Ketapang 2. Ada yang aneh jika warga tidak menggelar Munggahan. Selain warga yang beretnis Sunda, Munggahan juga diikuti oleh warga yang beretnis Betawi dan Jawa,” ujar Anggi salah satu warga Ketapang 2 kepada tangerangonline.id.
Heterogenitas masyarakat di Pamulang menjadikan tradisi Munggahan mulai bergeser, tidak hanya masyarakat Sunda saja yang memperingati Munggahan untuk menyambut Bulan Puasa, tetapi masyarakat Betawi, Sunda, Batak, dan lainnya.
“Karana udah lama tinggal di sini, jadi warga yang non-Sunda juga ikut Munggahan. Nuansa kekeluargaannya sangat kental sekali. Kami masak bareng-bareng, lalu masakannya dibawa ke jalan depan rumah dan dinikmati bersama keluarga,” papar Anggi.
Masakan yang dihidangkan pun beragam, ada telor dadar, tempe goreng, daun singkong, dan sambel ulek. “Pokoknya makanan tradisional yang disajikan. Sehari sebelumnya, kita bagi tugas, siapa yang masak nasi, dan siapa yang masak launya. Nanti semuanya kita bawa keluar rumah,” pungkasnya. (Muf)