Kesebelasan Pondok Pesantren (ponpes) Arraisiyah asal Kota Tangsel berhasil mengangkat tropi juara satu dalam Liga Santri Nasional Region Banten. Keberhasilan tim tersebut setelah unggul melalui adu finalti dengan kesebelasan ponpes Daarul Mutaqien, Kabupaten Tangerang, Sabtu (9/9/2017).
Dalam pertandingan digelar di Stadion mini Kecamatan Solear tersebut, tim yang diasuh pelatih Arta Wijaya lebih dominan menguasa bola, namun beberapa kesempatan untuk menjebol gawang lawan tidak berhasil dieksekusi oleh pemain depan santri ponpes dari Pamulang Barat tersebut.
Hingga akhirnya, dimenit-menit terakhir pertandingan gawang mereka dijebol oleh kesebelasan ponpes Daarul Mutaqin. Namun goal tersebut dianulir oleh wasit, karena satu pemain ponpes di Sepatan tersebut dinyatakan berdiri dalam posisi offside.
Hingga akhir pertandingan, tidak ada goal yang berhasil dicetak dua kesebelasan tersebut. Selanjutnya, pemenang ditentukan dengan adu finalti. Arraisiyah pun unggul setelah berhasil memasukkan lima goal, sementara Daarul Mutaqin hanya berhasil meraih empat goal.
Atas keberhasilan anak-anak asuhannya, Arta Wijaya merasa puas atas kerja keras semua pemain yang sudah berusaha maksimal untuk mencetak goal. Ia mengakui masih terdapat kelemahan di pemain depan, karena beberapa kali gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak goal.
“Tentu ini menjadi catatan kami untuk memperbaiki posisi pemain depan di final LSN nasional,” ujarnya.
Dalam pertandingan tersebut, Arta mengatakan menerapkan strategi pemian dengan formasi 4-3-3, namun lini depan belum juga berhasil mencetak goal. “Dari empat kali bermain, tiga kali menang karena adu finalti. Kami akan coba perbaiki dengan menambah jumlah pemain,” tambahnya.
Sementara pelatih Daarul Mutaqin, Saefudin menerima hasil pertandingan tersebut meski goal yang dicetak oleh anak asuhnya dianulir oleh wasit. “Ya mau gimana lagi, wasit kan sudah menyatakan itu offside, walau menurut kami enggak offside,” ujarnya.
Menurutnya, tim kesebelasannya selalu berpartisipasi dalam perhelatan LSN region Banten yang sudah digelar tiga kali tersebut. Ia meminta, panitia semakin meningkatkan kualitas penyelenggaraan liga antar pondok pesantren di Banten tersebut.
“Kami harapkan terus ada perbaikan dari pihak panitia, misalnya soal screening pemain, jangan sampai ada pemain cabutan. Karena masyarakat sangat antusias dengan LSN ini,” tambahnya.
Wasit dalam pertandingan tersebut, Bambang Sulistio menjelaskan dianulirnya goal karena memang satu pemain Daarul Mutaqin terjebak offside. Posisi pemain tersebut berada didepan penjaga gawang dengan posisi bergerak.
“Kalau posisinya diam saja, tidak bergerak tidak offside. Tapi tadi saya lihat bergerak dan berusaha menghalangi penjaga gawang. Hakim garis juga mengangkat bendera offside,” jelas pria yang tergabung dalam Asosiasi Wasit Profesional Indonesia (AWAPI) tersebut. (Yan)

