PDI Perjuangan bermaksud memercepat pelaksanaan Kongres V yang direncanakan dimulai tanggal 8 Agustus 2019 di Bali. Selain untuk menyesuaikan dengan agenda pemerintahan negara, Percepatan Kongres V juga untuk menyusun seluruh agenda strategis Partai pasca Pemilu 2019.
“Juga sebagai langkah preemptive bagi tugas Ideologis-strategis Partai ke depan. Itulah yang menjadi intisari pemikiran Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Dengan kongres dipercepat, sambung Hasto, maka ketika anggota DPR dan MPR dilantik, diikuti pelantikan Presiden Jokowi, dan KH Ma’ruf Amin, serta pembentukan kabinet, seluruh struktur Partai telah terkonsolidasi guna mendukung pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. “PDI Perjuangan semakin fokus mendukung sepenuhnya jalannya pemerintahan Jokowi, karena itu mengapa konsolidasi ideologi, politik, konsolidasi struktural, dan konsolidasi program sudah dilakukan melalui gerak mendahului dalam Kongres V. Jadi keputusan memercepat sangat strategis dan sebagai implementasi jatidiri sebagai Partai Pelopor,” jelas Hasto lagi.
Apa yang dilakukan PDI Perjuangan adalah pembumian dari jalan keyakinan politik melalui ideologi Pancasila yang digelorakan oleh ide, pemikiran, cita-cita, gagasan, dan perjuangan Bung Karno, Bapak Bangsa Indonesia. “PDI Perjuangan kokoh secara ideologis, dan terus memerbaiki diri melalui pengelolaan Partai yang modern, menjadi Partai digital, namun tetap berakar kuat pada kebudayaan bangsa, dan bekerja dengan cara gotong royong,” terangnya.
Sikap progresif dalam pikir dan gerak kepartaianlah yang melahirkan gagasan Kongres dipercepat. “Persiapan seluruh jajaran kepartaian untuk menjadi kekuatan utama yang efektif mengawal Jokowi-KH Ma’ruf akan dilakukan lebih awal. PDI Perjuangan sebagai Partai Pelopor berdiri di depan bagi kemajuan Indonesia Raya di segala bidang kehidupan,” pungkasnya. (ris)