Home Bandara BBKP Tanjung Priok Musnahkan Benih Jagung Terkontaminasi Bakteri Asal India di Bandara...

BBKP Tanjung Priok Musnahkan Benih Jagung Terkontaminasi Bakteri Asal India di Bandara Soetta

0
Jajaran Badan Karantina Pertanian melakukan pemusnahan benih jagung asal India di Instalasi Karantina Hewan BBKP Bandara Soetta, Tangerang, Rabu, 31 Juli 2019. (tangerangonline.id)

Sebanyak 3.100 kilogram benih jaguh asal India dimusnahkan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Rabu (31/7/2019). Benih jagung yang mengandung bakteri tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mesin Incinerator Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soetta.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok, Purwo Widiarto mengatakan, benih jagung varietas Dragon 77 tersebut masuk ke Indonesia secara resmi dan dilengkapi dengan dokumen karantina dari negara asal pada tanggal 1 Juli 2019.

“Benih jagung ini diimpor sesuai dengan prosedur. Namun, Ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium, benih tersebut positif mengandung bakteri Pantoea ananatis,” kata Purwo di Instalasi Karantina Hewan BBKP Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (31/7/2019).

Menurut Purwo, bakteri Pantoea Ananatis termasuk dalam kategori Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A2 Golongan 1.

Jajaran Badan Karantina Pertanian menunjukkan benih jagung asal India yang mengandung bakteri di Instalasi Karantina Hewan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (31/7/2019). tangerangonline.id

“Artinya bakteri ini belum ada ditemukan di Indonesia dan tidak dapat dibebaskan dengan perlakuan (karantina), sehingga harus dimusnahkan,” jelas Purwo.

Sementara, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menjelaskan, apabila benih jagung tersebut lolos dan ditanam di Indoneasia dapat berakibat buruk pada tanaman lainnya. Bahkan dapat merusak lahan pertanian.

“Benih ini sangat berbahaya, bisa mengancam pertumbuhan maupun produksi jagung nasional kita. Sesuai prosedur, maka kita musnahkan,” katanya.

Lebih jauh Ali menjelaskan, tujuan tindakan pemusnahan ini adalah untuk mencegah masuk dan tersebarnya OPTK Pantoea Ananatis sebagai penyakit yang berpotensi mengancam sentra pertanaman jagung di Indonesia.

“Harus kita pastikan benih ex-impor yang tidak memenuhi quarantine requirements ini musnah. Sangat beresiko karena ada kemungkinan membawa patogen tular benih atau seed borne disease,” tegas Ali. (Rmt)