3 Bulan Laporan Pungli Jalan di Tempat, Rumini Datangi Polres dan Balaikota

Redaksi
By
Redaksi
3 Min Read

Sudah lebih dari 3 bulan laporan soal adanya dugaan pungutan liar (pungli) di SD Negeri Pondok Pucung 02 tempatnya dulu mengajar ke Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan (Tangsel) belum juga menemukan titik terang.

Senin (9/9) pukul 12.00 WIB, siang dengan menumpang kendaraan umum Rumini mendatangi Mapolres Tangsel untuk kembali mempertanyakan progres laporannya. Malang, bukan informasi perkembangan kasus yang dia dapatkan, malah pihak Polres Tangsel menyebut kasus tersebut belum tentu ada tindak pidana.

Kepada awak media, Rumini dengan raut geram dan kecewa mengatakan, kedatangannya hari ini untuk mempertanyakan progres kasus pungli yang ia adukan.

Usai dirinya keluar dari Polres Tangsel dirinya terlihat sangat terpukul karena mendapat kenyataan bahwa kasusnya berjalan di tempat.

“Kata mereka kasus ini belum tentu ada tindak pidana, lambat nian mereka yah! dan mereka juga mengatakan baru besok Kepala Dinas dipanggil,” ujarnya lirih.

Bagi Rumini, hasil pengungkapan kasus ini menentukan hidupnya. Rumini mengaku, setelah ramai pemberitaan soal pungli yang Ia ungkap, dirinya kesulitan untuk mendapat pekerjaan.

“Kasus ini pertaruhan harga diri saya, saya belum bekerja hingga saat ini, sudah mencoba melamar untuk mengajar ke beberapa sekolah, tapi mereka nolak, karena ada kasus ini,” kata Rumini.

Atas hal itu kini hidupnya hanya bergantung ke saudara-saudaranya. Seperti untuk makan dan kebutuhannya sehari-hari.

“Kalau makan saya dari saudara sekarang,” kata dia.

Usai mendatangi Mapolres Tangsel, Rumini (44) menyambangi Balaikota Tangsel, Ciputat. Ke kantornya Wali Kota Airin Rachmi Diany.

Kedatangan Rumini itu untuk menanyakan kelanjutan kasus pungutan liar (pungli) yang pernah dilaporkannya sekitar 3 bulan lalu. Setali mata uang dengan upayanya ke Mapolres Tangsel, Rumini harus kecewa lantaran tak bisa menemui Airin karena Wali Kota Tangsel tersebut sedang sibuk.

Kepada awak media, Rumini menjelaskan dirinya belum bisa bertemu dengan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany.

“Tadi saya dikabari sama salah satu staf penerimaan tamu di bawah, katanya ibu sedang ada agenda. Lalu saya ditanyakan apa keperluannya, terus disuruh mengisi buku tamu saja,” katanya kepada awal media di lokasi.

Rumini tak patah arang. Dia tetap menunggu di pinggiran gedung megah tempat Wali Kota Airin bertugas. Sesekali mantan guru SDN Pondok Pucung 02 itu kembali mendatangi petugas di meja penerimaan tamu guna menanyakan kapan bisa menemui Airin.

“Ya enggak tahu sampai kapan menunggu. Tadi saya bilang kalau saya ingin menemui Ibu Wali Kota untuk menanyakan soal pungli itu. Prosesnya bagaimana. Saya enggak melihat ada keseriusan untuk menuntaskannya,” ucap Rumini.

Rumini mengatakan, keinginannya bertemu Airin untuk meminta Airin segera membuka kasus yang mengakibatkan dirinya dipecat dari pekerjaannya itu kepada publik.

“Kalau bertemu bu Airin saya mau kasus saya di buka ke publik agar masyarakat tahu keadaan sesungguhnya,” kata Rumini.

Kini Rumini merasa getir dalam menjalani hidup setelah Ia mengungkap ketidak benaran yang terjadi di lingkungannya.

“Saya yang melaporkan hal yang salah tapi saya yang disalahkan, apalagi malah mempersulit saya makan,” ujar Rumini getir. (Ed)

Share This Article