PT Angkasa Pura II (Persero) mengembangkan Bandara Kualanamu (Deli Serdang) untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.
Berbagai pengembangan itu melibatkan investor dalam negeri atau luar negeri.
“Bandara Kualanamu merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung Sumatera, khususnya Sumatera Utara, sebagai destinasi andalan industri, bisnis dan pariwisata. Bandara Kualanamu juga berada di posisi yang strategis untuk menjadi bandara transit internasional. Bandara ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di Sumut,” jelas President Director of AP II Muhammad Awaluddin melalui keterangan resminya, Selasa (14/9/2021).
Sejumlah pengembangan akan dilakukan di kawasan Bandara Kualanamu yang memiliki luas total 1.365 hektare itu.
Di dalam melakukan optimalisasi aset Bandara Kualanamu ini AP II menerapkan kebijakan Asset Recycling Initiative.
“Melalui Asset Recycling Initiative, maka aset AP II akan dikelola oleh anak usaha dengan menerapkan pola business-to-business seperti sewa, konsesi, dan revenue sharing. Sehingga, kontribusi anak usaha tidak hanya berasal dari dividen melainkan juga kontribusi pendapatan langsung kepada induk,” jelas Awaluddin.
Sejalan dengan hal ini, aset AP II di Bandara Kualanamu akan dikelola oleh anak usaha perseroan yakni PT Angkasa Pura Aviasi (APA).
Pada 16 September 2021, AP II bersama PT Angkasa Pura Aviasi (APA) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar penjajakan minat pasar (market sounding) untuk memperkenalkan 3 proyek pengembangan kawasan Bandara Kualanamu kepada calon investor. Tiga proyek pengembangan tersebut adalah:
1. Airport City
Airport City akan dibangun di atas lahan seluas 135 hektare yang terdiri dari hotel, convention hall, lapangan golf & driving range, theme park, retail dan rumah sakit.
Keberadaan Airport City ini diproyeksikan mengakomodir kebutuhan dari tiga lokasi utama yaitu Medan, Belawan (pusat logistik), dan Tanjung Morawa (zona industri)
2. Komersial area
Rencana pembangunan area komersial (integrated commercial area) yang diperkenalkan pada market sounding ini akan berdiri di atas lahan 20 hektare, yang akan digunakan untuk factory outlet guna memenuhi kebutuhan wisatawan dan juga kebutuhan dari Medan sebagai pusat ekonomi terbesar di Sumatera.
3. Pergudangan khusus e-commerce
Kawasan e-commerce center warehouse akan dibangun di atas lahan seluas 2 hektare. Keberadaan pergudangan khusus ini akan mengakomodir kebutuhan seiring dengan bergeliatnya pasar e-commerce di Indonesia.
Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris mengatakan, market sounding akan diikuti oleh calon investor beserta konsultan di dalam negeri dan dari luar negeri.
“Market sounding adalah tahapan awal untuk memperkenalkan suatu proyek pengembangan dan untuk mendapatkan secara resmi surat pernyataan niat [letter of intent/LoI] dari calon investor. Kemudian, tahap selanjutnya adalah bidding process, penentuan pemenang, dan penandatanganan kontrak,” jelas Haris.
Haris mengungkapkan letak Bandara Kualanamu yang cukup dekat dengan Medan, hanya sekitar 39 km, menjadi daya tarik bagi calon investor untuk mengembangkan pusat ekonomi di kawasan bandara.
“Akses menuju Bandara Kualanamu saat ini juga didukung berbagai alternatif, mulai dari jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga akses dengan kereta bandara Railink dengan waktu tempuh dari bandara ke pusat kota Medan hanya sekitar 30 menit,” papar Haris.
Bandara Kualanamu saat ini memiliki kapasitas terminal penumpang 9 juta orang per tahun, dan menyandang status Bintang 4 dari Skytrax yang berarti bandara ini mampu menghadirkan kualitas baik dalam aspek pelayanan. Rating tertinggi dari Skytrax sendiri adalah Bintang 5.
Strategic Partnership Bandara Kualanamu
Adapun PT Angkasa Pura Aviasi saat ini juga dalam tahap mencari mitra strategis untuk menjadi rekan dalam mengelola dan mengembangkan Bandara Kualanamu. Mitra strategis nantinya akan menjadi pemegang saham maksimal 49% di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara sebesar 51% saham akan dikuasai AP II.
“Di satu sisi tengah dilakukan seleksi mitra strategis untuk menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi, dan di sisi lain PT Angkasa Pura Aviasi juga tengah mencari investor untuk proyek pengembangan kawasan Bandara Kualanamu,” jelas Haris.
Model pengembangan di Bandara Kualanamu ini akan menguntungkan dan mengakselerasi peningkatan kapasitas bandara dengan melibatkan swasta, guna mewujudkan 3E yaitu Expansion The Traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership.
Bandara Kualanamu diproyeksikan bisa melayani 44 juta pergerakan penumpang pesawat per tahun dan memfasilitasi angkutan kargo hingga 292.000 ton per tahun. (Rmt)