Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek) mengumumkan hasil seleksi warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia. Tim penilai yang terdiri dari tim juri dan Tim Ditjen Kebudayaan yang memberikan rekomendasi usulan warisan budaya tak benda, kepada musik kolintang untuk diusulkan ke Unesco sebagai warisan dunia.
Ketua Dewan Pembina Persatuan Insan Kolintang Indonesia (Pinkan), Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio, mengatakan, dengan diterimanya kolintang sebagai bagian dari warisan budaya nasional tak benda, telah memiliki arti bahwa pemerintah Indonesia sudah mengakui kolintang sebagai bagian dari warisan budaya nasional.
Dengan begitu, sambung Marsetio, kolintang akan mewakili Indonesia untuk diterima dalam ajang forum dunia melalui Unesco, sehingga tak hanya dikenal diseluruh nusantara, namun juga di seantero dunia.
“Pinkan disini sifatnya hanya mendorong dan mendukung empat pilar yakni para pecinta, perajin, pemain dan pemerhati, untuk memberi semangat dan doa, agar kolintang ini bisa diterima dalam level dunia dan kepada insan kolintang di seluruh Indonesia, mari kita dukung ini,” ucap Laksamana TNI (Purn) Marsetio, usai acara syukuran ulang tahun Pinkan ke-11, (27/2/22), di Sekretariat Pinkan di Jakarta.
Ia menyebut, untuk menebar kecintaan kolintang kepada seluruh rakyat Indonesia, pihaknya telah mengirimkan musik kolintang hampir ke seluruh pangkalan angkatan laut (Lantamal) di Indonesia.
Selain itu, kata Marsetio, Pinkan juga mengirimkan kolintang ke berbagai negara melalui perwakilan KBRI disana.
“Sebelum pandemi Covid-19 kemarin, kita mengirimkan tim ke Moskow (Russia) dan Tokyo. Bahkan kita akan tampil di berbagai kedutaan besar kita agar dapat mensosialisasikan musik kolintang dan upaya kita tidak pernah berhenti,” tutur mantan Kepal Staf Angkatan Laut (Kasal) ini..
Sementara itu, ditempat yang sama, Ketua Umum Pinkan Indonesia, Penny Marsetio, menyambut baik dengan diterimanya musik kolintang untuk Goes to Uneso oleh pemerintah.
Namun demikian, pihaknya masih harus melengkapi naskah akademik dan penguatan-penguatan tentang kolintang.
“Kami menyiapkan bekerjasama dengan Pemda Sulut sebagai daerah penguusung, sementara Pinkan hanya mendukung dan melengkapi,” ujar Penny.
“Pinkan Indonesia akan terus bersosialisasi ke seluruh kepulauan di Indonesia maupun di mancanegara. Pengakuan dari Unesco sangat penting untuk musik kolintang, sebab kalau tidak, saya khawatir seperti halnya warisan budaya lain yang diklaim dimiliki oleh negara lain,” ungkapnya.
Pinkan Indonesia mengajak seluruh pecinta insan kolintang untuk berupaya agar kolintang menjadi tuan rumah dinegaranya sendiri.
Acara syukuran Pinkan Indonesia ke-11, yang dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, dengan swab antigen Covid-19 itu, dimeriahkan dengan permainan kolintang dari para pengurus Pinkan, para milenial dan anak-anak.
Pemotongan tumpeng dan pemberian cinderamata serta pemberian tali asih mewarnai ulang tahun Pinkan yang bertema “ One Tim One Spirit Pinkan Mendukung Kolintang Goes to Unesco”.
Hadir secara virtual dari Indonesia dan mancanegara, diantaranya penasehat Pinkan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro dan Lies Purnomo Yusgiantoro serta para pejabat pemerintah provinsi Sulawesi Utara.(MRZ).