Pada hari ke tiga, sebagian wilayah di Kecamatan Kasemen, Kota serang, masih terendam banjir. Ratusan Warga Karang Sambung, Kelurahan Banten, pun terpaksa harus mengungsi di jalur rel kereta api.
Kondisi itu oun cukup memperihatinkan lantaran dapat membahayakan jiwa. Namun demikian warga tetap memaksa mengungsi di jalur rel kereta api karena tidak ada pilihan lain.
Berdasarkan pantauan, puluhan tenda berbaris di samping jalur kereta api. Bahkan ketika kereta api melintas, para pengungsi lari berhamburan menepi dijalur rel kereta api.
Ketua Rt Karang Sambung, Wulan Sari mengatakan, ada sebanyak 205 jiwa dari 55 kepala keluarga di rt 4 rw 3 karang sambung, termasuk anak – anak ini mengungsi dijalur rel kereta api.
“Kalau pas hari pertama rata-rata semuanya tidur di rel. Kan banjir itu kurang lebih jam tiga lewat sudah masuk ke sini air,” katanya, Rabu (03/03/2022).
Meski membahayakan jiwa, mereka mengaku terpaksa mengungsi di jalur rel kereta api karena tidak ada pilihan lain.
“Engga ada tempat lain, kalau mau ngungsi jauh juga kan dari tempat ini. Warganya engga mau, jadi milih di pinggir-pinggir rel,” jelasnya.
Menurut warga, lokasi kampung yang berada di hilir sungai membuat wilayah sampai saat ini masih tergenang banjir akibat luapan sungai Cibanten. Untuk itu para warga sampai saat ini masih memilih bertahan di tenda pengungsian.
“Malam juga tidur di rel. Air dari Cibanten, terakhir nyampe ke kampung kita, jadi kaya pembuangan akhir airnya mungkin,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika saat ini warga yang tinggal di pengungsian sangat membutuhkan bantuan sembako, makanan siap saji, alas tidur selimut hingga air bersih untuk keperluan sehari – hari.
“Kita kan aktivitas masih belum bisa seperti biasa, jadi belum bisa masak. Air bersih juga sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (Dan)