Beranda Opini Kecanduan Ponsel dan Masa Depan Mental Anak Indonesia

Kecanduan Ponsel dan Masa Depan Mental Anak Indonesia

0

Rahmat Santana S
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Tangerang

OPINI – Di era digital saat ini, hampir semua orang menggunakan telepon seluler (ponsel), baik untuk memudahkan komunikasi dan memperoleh informasi hingga meningkatkan produktivitas.

Ponsel yang terhubung dengan jaringan internet dengan berbagai fitur seperti pisau bermata dua yang bisa bermanfaat tetapi bisa juga membahayakan kehidupan anak-anak.

Seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman, ponsel tidak hanya menjadi kebutuhan orang dewasa dan remaja saja. Akan tetapi, anak-anak juga menggunakan ponsel dalam kehidupan sehari-hari.

Bisa jadi anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mengoperasikan ponsel ketimbang orang yang sudah dewasa. Mungkin sekedar menonton video streaming, mengakses media sosial hingga bermain video gim.

Hal itu semakin mengkhawatirkan, karena tidak sedikit anak memilih menghabiskan waktu bermain ponsel daripada aktivitas lainnya. Anak-anak kecanduan menggunakan ponsel.

Bagaimana dengan kesehatan fisik dan mental anak Indonesia di masa yang akan datang? Kecanduan ponsel pada anak memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan dan perkembangan mereka.

Tidak sedikit kasus dimana seorang anak di berbagai daerah harus menjalani rawat jalan karena gangguna mata, gangguan syaraf, bahkan gangguan mental.

Adapun dampak paling ringan bagi anak yang kecanduan ponsel adalah gangguan tidur, aktivitas fisik berkurang, gangguan perkembangan sosial, perubahan prilaku hingga penurunan konsentrasi dan prestasi akademik karena kecanduan main gim di ponsel mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO) pada 2018 mengeluarkan International Classification of Disease (ICD) menyebutkan kecanduan main gim sebagai gangguan kesehatan jiwa, yang masuk dalam kategori gangguan permainan atau gaming disorder.

Kecanduan anak-anak terhadap ponsel juga mendapat sorotan dari berbagai kalangan, tak terkecuali boss Apple, Tim Cook. Dia mengingatkan orang tua soal waktu penggunaan ponsel bagi anak-anak.

Untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif kecanduan ponsel, penting bagi orang tua untuk membatasi waktu penggunaan ponsel, membuat aturan keluarga terkait penggunaan ponsel. Orang tua sebaiknya mendorong anak-anaknya untuk melakukan aktivitas fisik, berinteraksi sosial langsung, dan tentunya menerapkan kebiasaan tidur yang sehat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase pengguna telepon genggam atau ponsel di Indonesia mencapai 67,88% pada 2022. Angka ini meningkat 2,01% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya atau 2021 yang sebanyak hanya 65,87%.

Menurut BPS, hampir separuh anak usia dini di Indonesia sudah bisa menggunakan ponsel, juga mengakses internet pada 2022.

Secara total, ada 33,44% anak usia dini di Indonesia yang menggunakan ponsel. Sementara anak usia dini yang bisa mengakses internet mencapai 24,96%. Jika dirinci dengan kelompok umur. Persentase yang menggunakan ponsel pada anak usia 0-4 tahun atau balita hanya 25,5%. Sementara usia 5-6 tahun 52,76%.

Pola yang sama juga terlihat pada anak-anak yang mengakses internet. Usia balita sebesar 18,79%, sedangkan anak usia 5-6 tahun sebesar 39,97%.

Selain itu, Indonesia juga berada di posisi keenam dalam jajaran negara dengan pengguna ponsel terbanyak, mencapai 73 juta pengguna. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami pembengkakan menjadi 115 juta pengguna pada 2027 mendatang.

Kecanduan ponsel adalah masalah serius yang memengaruhi banyak orang di era digital saat ini. Karena, kecanduan ponsel dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak-anak, bahkan orang dewasa sekali pun.

Penggunaan ponsel yang berlebihan dan terus-menerus bisa menyebabkan gangguan tidur, stres, kecemasan, dan kesulitan dalam berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Kecanduan ponsel juga dapat memengaruhi produktivitas dan konsentrasi seseorang, bahkan memisahkan mereka dari aktivitas sosial dan kehidupan nyata.

Tidak hanya itu, kecanduan ponsel juga dapat memicu perilaku yang tidak sehat seperti mengabaikan tanggung jawab, memengaruhi terhadap hubungan pribadi, dan mengancam keselamatan mengemudi yang tidak aman karena menggunakan ponsel saat berkendara.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mempertimbangkan penggunaan ponsel yang sehat dan bijak. Mulai dari mengatur batas waktu penggunaan, menghindari penggunaan saat aktivitas yang membutuhkan konsentrasi ekstra seperti berkendara, dan mengutamakan interaksi sosial langsung dengan orang-orang di sekitar.

Rahmat Santana S/2270201394
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Tangerang