Masyarakat daerah Jawa Tengah khususnya Pekalongan dan Wonosobo memiliki tradisi untuk menerbangkan Balon Udara berukuran besar secara bebas dan masif pada saat Syawalan atau setelah Hari Raya Idul Fitri sebagai wujud syukur atau kegembiraan.
Namun dibalik tradisi tersebut, terdapat potensi membahayakan bagi pesawat yang melintas di atasnya, karena ada rute penerbangan tersibuk di Indonesia yaitu W45 (whisky four five).
Oleh karena itu, AirNav Indonesia aktif mensosialisikan akan potensi bahaya tersebut, dan mengenalkan cara lain untuk bisa menikmati balon – balon udara, yaitu dengan cara ditambatkan.
Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indoneaia Ahmad Nurdin Aulia mengatakan, pihaknya bersinergi dengan Pemerintah Kota/Kabupaten, Aparat Keamanan dan Komunitas Balon setempat membuat berbagai Festival Balon yang dapat menjadi wadah dalam menyalurkan tradisi, tanpa mengganggu keselamatan penerbangan.
“Selama periode mudik 2024, kami masih mendapati total 15 laporan dari pilot yang melihat balon udara. Namun demikian, jumlah ini sudah sangat turun dibandingkan tahun 2023 lalu yang mencapai 68 laporan. Target kami, dapat terus berkurang kedepannya,” kata Aulia pada Rabu (17/4/2024).
“Kami sangat mengapresiasi Pemkot Pekalongan Bapak Achmad Afzan selalu Walikota dan Komunitas Sedulur Pekalongan, karena selalu memfasilitasi kegiatan Festival Balon dengan baik. Tahun ini ada 73 tim peserta yang ikut dan warna warni Balon Udara menghiasi langit Pekalongan siang ini,” tambah Aulia.
Aulia mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung penyelenggaraan kegiatan festival sebagai ajang tradisi tahunan yang menarik di Kota Pekalongan. Namun, harus menjaga keselamatan penerbangan dan memperhatikan fasilitas umum.
“Melaksanakan tradisi dan perayaan budaya boleh-boleh saja, selama balon udara tersebut ditambatkan dan tidak diterbangkan secara bebas, karena dapat mengganggu keselamatan penerbangan, bahkan juga dapat mengganggu masyarakat lainnya bila jatuh dan merusak
fasilitas umum,” tegas Aulia.
Di tempat sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko AirNav Indonesia Azizatun Azhimah menyampaikan, disamping rangkaian festival balon udara, AirNav Indonesia melalui Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) juga mendukung pelaksanaan program kewirausahaan dari Komunitas Sedulur Balon Pekalongan, diantaranya seperti rumah makan angkringan, sarung batik, penyewaan audio system, dll.
“Kami meyakini pengembangan usaha dari Komunitas ini dapat meningkatan kesejahteraan dan standar hidup warga Pekalongan. Dengan harapan juga para pemuda setempat dapat aktif berwirausaha, sehingga mengurangi kegiatan membuat dan menerbangkan balon udara,” ujar Aziza. (Rmt)