Bermodal ketekunan, Ngadiyono, akhirnya dapat menjadikan usaha Bubur Ayamnya digemari oleh masyarakat berbagai kalangan.
Setelah terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan Importir Cokelat asal Australia ketika terjadi kerusuhan tahun 1998, dirinya menggunakan uang pesangon untuk membuka usaha Bubur Ayam.
“Sudah tidak mungkin untuk melamar kerja usai terjadi kerusuhan, jadinya mantapkan diri membuka usaha Bubur Ayam,” tegasnya yang kala itu menjabat sebagai Supervisor.
Ngadiyono atau yang akrab disapa Yono mangkal jualan di sebuah rumah kontrakan Jalan Yado 3 Radio Dalam. Oleh karena itu, usahanya terkenal dengan nama Bubur Ayam Radio Dalam Pak Yon.
Diceritakan Yono bahwa Bubur Ayam tersebut dibuat bersama dengan istrinya. Yono belajar membuat Bubur dari penjual Bubur Ayam langganannya.
“Nginep dirumah tukang bubur ayam langganan deket kantor untuk tau cara buat bubur,” ungkap Yono yang memiliki keahlian Tata Boga ini.
Pernah suatu kali, Bubur Ayam yang dijualnya tidak habis dalam satu hari. Ia pun harus membuang sisa-sisa bubur tersebut ke saluran pembuangan air.
“Karena bubur tidak boleh dipakai lebih dari sehari, akan mengganggu dan merusak rasanya,” ujarnya kepada tangerangonline.id.
Ketekunan yang dilakukan Pria kelahiran Yogyakarta, 26 November 1959 ini membuat usaha keluarga itu meroket, digemari dan telah memiliki cita rasa khas tersendiri karena menggunakan beras asli Indonesia berkualitas super.
Namun pada awal tahun 2000, Yono terpaksa pindah karena kontrakan tempat berjualan Bubur Ayamnya dibeli orang dan direnovasi. Yono sekeluarga akhirnya membuka kios di Jalan Wr. Supratman Gg. Jambu Kp. Utan, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Lidah tidak bisa berbohong. Meski begitu, penggemar Bubur Ayam Pak Yono malah bertambah. Dalam sehari, Bubur Ayam Radio Dalam Pak Yon tidak pernah bersisa.
Dari hasil keuntungan yang didapatkan dari berjualan Bubur, Kakek enam orang cucu ini dapat membeli sebuah rumah dan berhasil menyekolahkan kelima anaknya hingga sarjana. “Sekarang udah ga punya cita-cita, kalau dulu pengennya anak-anak semua sarjana. Alhamdulillah terwujud,” pungkasnya. (Ayu)