
Nasi Kebuli menjadi salah satu wisata kuliner khas Timur Tengah yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Buktinya, kini banyak tumbuh berkembang restoran-restoran yang menyediakan aneka menu makanan Timur Tengah di Indonesia, termasuk Nasi Kebuli.
MashQchen merupakan salah satu vendor Nasi Kebuli yang patut menjadi rujukan. Jika dibanding dengan restoran atau kedai Nasi Kebuli lainnya, MashQchen memiliki banderol harga termurah dengan kualitas rasa terjamin enaknya.
“1 porsi Nasi Kebuli MashQchen dibanderol dengan harga Rp 30 ribu saja. Sedangkan harga Nasi Kebuli lainnya mencapai Rp 55 ribu per porsi. Padahal jenis bahannya sama,” ujar Awi owner MashQchen kepada tangerangonline.id saat ditemui di rumahnya Jalan Garuda 3 Permata Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Jenis bahan Nasi Kebuli yang membedakannya dengan nasi lainnya setidaknya ada 2, yakni minyak samin dan beras Basmati. “Kalau pakai beras basmati harga nasi kebulinya bisa sampai Rp 90 ribu. Sementara segmentasi pasar kami bukan menengah ke atas. Jadi kami pakai beras biasa. Banyak kok Nasi Kebuli yang bahannya pakai beras biasa sama seperti kami. Tapi soal harga, kami yang termurah,” papar Nadya Ramadhani, istri Awi yang menjadi koki MashQchen.
Selain itu, MashQchen juga menyediakan menu sarapan, dengan packaging yang lebih minimalis. “Harganya cuma Rp 20 ribu, design minimalisnya kita sesuaikan dengan permintaan konsumen. Kan kalau bazaar kadang ada yang minta volumenya diperkecil jadi seperti menu sarapan,” katanya.
Sejauh ini, sambung Nadya, MashQchen menjajakan produknya secara online. Beberapa bulan ke depan, MashQchen berencana akan membuka gerai offline.
Perlu diketahui juga, MashQchen tidak hanya melayani pesanan Nasi Kebuli, tapi menyediakan juga menu lainnya seperti rica-rica, mulai dari ayam hingga bebek, lalu menu aqiqah, nasi tumpeng, lunch box, dan aneka menu ketering lainnya sesuai pesanan. “Nasi Kebuli itu posisinya sebagai menu andalan kami. Sementara jika ada pesanan menu lainnya, maka kami siap melayani,” tutup Nadya, alumnus Institut Teknologi Indonesia (ITI) itu.(Muf)