Sikap coret-mencoret yang kebanyakan dilakukan siswa pasca Ujian Nasional (UN) seperti mencorat-coret seragam sekolah, dinding kelas dan fasilitas sekolah lainnya mencerminkan sikap bukan seorang pelajar.
Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengawasi dan menghimbau ke siswanya pasca UN agar tidak melakukan tindakan tersebut. “Hal itu memang tidak baik. Makanya kita menghimbau juga ke sekolah-sekolah untuk antisipasi,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel Mathoda kepada tangerangonline.id, Selasa (5/4/2016).
Mathoda juga mengatakan, hal yang terbaik yang dilakukan setelah menghadapi UN adalah dengan mensyukuri telah mampu melalui UN, bukan tindakan coret-mencoret seragam sekolah. “Kan lebih baik syukuran bersama sekaligus bermaaf-maafan sesama siswa, guru. Karena kan nanti siswa akan melanjutkan jenjang pendidikannya lagi,” ujarnya.
Sementara, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Kota Tangsel Angen mengatakan, pihaknya juga telah melakukan antisipasi sikap coret-mencoret yang ditengarai biasa terjadi pasca UN. “Biasanya kalau di akhir UN kita menghadirkan perguruan tinggi untuk mempresentasikan ke siswa dan membuat acara perpisahan seperti pensi (pentas seni). Jadi kita tahan anak (siswa) agar tidak melakukan hal itu,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya, sikap mencorat-coret seragam biasanya terjadi saat pengumuman kelulusan UN. Adapun langkah antisipasi yang dilakukan pihak SMKN 4 Kota Tangsel membuat acara bakti sosial yang melibatkan siswa dan orang tuanya. “Biasanya yang lebih ramai saat pengumuman kelulusan kan. Itu tanggal 7 Mei kita akan mengadakan bakti sosial seperti donor darah, kita juga akan turut mengundang orang tua siswa,” tutur Angen.
Sekadar diketahui, pelaksanaan UN tingkat SMA sederajat telah berlangsung serentak pada tanggal 4 sampai dengan 6 April 2016. Diketahui di Kota Tangsel yang mengikuti UN sebanyak 17.101 siswa. (Abi)
