Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memanfaatkan perkembangan dunia digital akan meningkat sekira 2 kali lipat. Peluang tersebut agar diambil oleh para pelaku industri dibanding dengan pola konvensional tanpa beralih ke dunia digital.
Data dari McKinsey Global Institute, saat ini Indonesia memiliki 56 juta UKM dan menjadi salah satu kontributor ekonomi terbesar dengan sumbangan sebesar 55,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
“UKM akan menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan ekonomi digital. Perekonomian Indonesia akan semakin maju dengan didukung oleh jumlah UKM yang begitu besar dan karakteristik dunia digital yang begitu cepat,” papar Associate Direcyor Dyandra Promosindo, Michael Bayu dalam acara Indonesia E-Commerce Summit and Expo (IESE) 2016 di ICE BSD, Rabu (27/4/2016).
Bukti dari adanya potensi ekonomi digital di Indonesia, yakni dengan melihat pertumbuhan online shop. Masyarakat sudah mulai menyadari tentang adanya peralihan gaya belanja dari offline ke online. Alhasil, angka penjualan di online shop pun sangat fantastis.
Diungkapkan Bussines Merchant Development Tokopedia.com, Devita, pihaknya telah memiliki 500 ribu pedagang online. “Data terakhir, Tokopedia.com berhasil menjual 10 ribu produk dalam sebulan,” papar Devita.
Sementara contoh perusahaan yang mulai terjun dari ofline ke online ada Gramedia. Kini, toko buku ternama itu membuka gerai onlinenya bernama Gramedia.com. “Tapi sayang, Gramedia.com hanya menyediakan katalog buku dan pemesanan secara online. Tidak menyediakan produk e-book (buku digital). Seandainya Gramedia.con bisa menyediakan e-book, saya yakin akan meningkatkan minat baca masyarakat,” ujar Doddy salah satu pengunjung gerai Gramedia.com di IESE 2016 yang tadi pagi dibuka secara resmi oleh Presiden Jokowi.
Selain itu, ada ada juga Mataharimall.com, Futuready.com, dan lainnya. Beragam industri e-commerce bisa dijumpai di IESE 2016 selama 3 hari ke depan. (Muf)