‘Stand alone’, sebuah nama awal dari band reggae yang bergenre Melodic dan Reggae ini mempunyai bascamp atau tempat perkumpulan untuk semua personil dan pihak management di Srengseng Kebon Jeruk. Meski bascamp band ini berada di Srengseng, tapi band ini mayoritasnya dihuni oleh para anak muda Kutabumi, Kecamatan Pasarkemis, Kabupaten Tangerang.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada awal tahun 2009, serentak dari seluruh personil dalam band ini memfokuskan pada satu aliran atau (ganre) saja, yang menurut mereka semua membuat begitu nyaman dengan ganre ini, yaitu Reggae.
Setelah kurun waktu yang tak begitu lama mereka mendalami genre reggae, lalu kami juga mengganti nama menjadi ‘aftersunset,’ banyak perubahan formasi yang di alami.”Hingga pada tanggal 05 Maret 2011 kami memiliki formasi yang tetap, dan kami juga sepakat mengganti nama band kami menjadi Sejedewe,” ujar Suki Manager Sejedewe kepada tangerangonline.id, Minggu (24/7/2016).
Sejedewe sendiri berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna ‘beda sendiri’. Pihaknya berharap dengan nama ini, Sejedewe menjadi band yang tidak plagiat terhadap musisi atau pun band reggae lain.
“Beberapa musisi menjadi panutan untuk memberi kami sebuah inspirasi, diantaranya adalah bob marley, alpha blondy, jimmy cliff, tony q, mas anis, dan masih banyak lagi,” tuturnya.
Meski nama Sejedewe memakai bahasa Jawa, bukan berarti Sejedewe barasal dari Jawa melainkan dari Tangerang. “Kami mulai awal karir kami dengan melangkahkan kaki dari event satu ke event yang lain, dari pensi-pensi sekolah, dengan satu tujuan yaitu, agar band kami dapat diterima oleh masyarakat banyak,” tegasnya.
Dirinya bersyukur saat band tersebut lounching lagu perdananya yang berjudul ‘wedang jahe’, dapat diterima oleh masyarakat banyak. Namun demikian pihaknga tidak bisa berbangga hati hanya sampai capaian itu. “Karena kami selalu ingin menjadi lebih dan lebih baik lagi dalam berkarya, beberapa lagu kami akan kami tracking agar kami tak berhenti pada satu titik kepuasan,” harapnya. (Yan)
