Oleh: Adi Putra (Adhyp Glank), Direktur Reproduksi Gagasan.
Ingat lagu anak-anak “Nenek Moyangku seorang Pelaut” ? Dahulu ada suatu Bangsa yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Bangsa ini terkenal berani mengembara, menyeberangi lautan meninggalkan tanah air kelahiran mereka.
Kehidupan mengembara mereka sampai disuatu Wilayah yang indah pemandangannya disekitar Laut Pasific Selatan dengan banyak pantai dan pulau-pulau. Mereka paham menanam dan beternak hewan, kebiasaan mengembara menjadi kebiasaan mereka berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya, mereka melakukan proses menanam dan beternak untuk mempertahankan hidup.
Periode kedatangan mereka ke wilayah tersebut diperkirakan pada 100 SM, Sebelum Isa Almasih Lahir di Betlehem atau Palestina saat ini, Bangsa ini disebut dengan Bangsa “Polinesia”.
“Poly/poli” berarti banyak, nesia / nesos (Yunani) berarti Pulau , Jadi Polinesia dapat diarti dan katakan sebagai banyak pulau atau tempat dengan banyak pulau-pulau.
Bangsa Polinesia mengalami Akulturasi dengan Bangsa Melanesia yang diprediksi tinggal dekat dengan wilayah perairan Australia, saat ini diperkirakan Jawa, Papua dan Banda Neira sebagai pulau yang terdekat dengan perairan Australia.
Proses percampuran Ras (indo) antara Bangsa Polinesia dengan Bangsa Melanesia menjadikan Agama Budaya yang dikenal dengan Animisme dan Dinamisme mengakar di Bangsa ini.
Pertahanan budaya masing-masing yang tetap dan yang tertinggal didalam perilaku kehidupan keseharian dua bangsa yang bersatu (Resultansi) yang melahirkan pemahaman – pemahaman atau Aliran kepercayaan bagi percampuran ras bangsa tersebut (Animisme dan Dinamisme).
Tragedi Ledakan penduduk Babilonia menyebabkan invasi besar-besaran atas migrasi manusia keseluruh penjuru dunia, termasuk ke Asia dan Wilayah penduduk Polinesia dan Melanesia hidup, Migrasi dilakukan seperti halnya sejarah kota Polis di Yunani yang menerapkan batasan jumlah penduduk di suatu wilayah, sehingga mereka menetapkan aturan untuk keluar dari kota tersebut, apabila telah melebihi batas jumlah penduduk yang telah ditentukan.
Pengaruh migrasi ledakan penduduk Babilonia sampai ke tanah tempat tinggal Bangsa Polinesia dan Melanesia, yang menyebabkan kompleksitas pertarungan budaya hingga terdeteksi peperangan perebutan wilayah.
Mengingat tanah tempat tinggal keturunan Polinesia dan Melanesia (indo) merupakan lahan yang sangat subur dan begitu mempesona untuk ditinggali, tersedia begitu banyak pasokan makanan dari tumbuhan dan hewan disetiap kepulauannya, laut dan perkebunan menjadi aktifitas yang sangat menghasilkan.
Negeri Makmur ini ramai diperbincangkan dan diceritakan dari mulut ke mulut sampailah ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Wilayah Arab, Cina, Yunani dan Romawi.
Pada Era kenabian Yusuf / Josep terjadi bencana kekeringan dan kelangkaan Pangan, disaat itu bangsa mesir / egypt merupakan bangsa yang maju dalam pembangunan infrastruktur dan ilmu hitung, mereka terkenal dengan sistem pengawetan makanan hingga jenazah (Mummy).
Bangsa mesir untuk membuat bahan pengawet menggunakan bahan dasar menyan, yang dibeli dari pedagang jalur tol Budaya dan jalur Sutra (the Silk of Road), menyan merupakan satu-satunya bahan yang hanya didapati dari pepohonan di hutan Indonesia, komoditas Asli Nusantara (Dahulu) atau Indonesia (Kini).
Bangsa ini menjadi incaran Bangsa-bangsa lain dengan beragam macam cara, karena begitu banyak menghasilkan kekayaan Alam yang dibutuhkan diseluruh dunia, sehingga mereka berlomba-lomba untuk dapat tinggal dan bertahan dinegeri ini.
Proses Penjajahan telah coba dilakukan dengan beragam cara, namun peradaban lama yang menjadi budaya adalah perang, sehingga setiap pulau yang ada di negeri ini “Tarian Perang” menjadi Kesenian yang tersebar disetiap wilayah di Indonesia, Bangsa yang kuat mempertahankan kedaulatan dengan benteng Budaya disetiap kepulauannya.
Islam adalah satu-satunya Agama yang masuk ke Negeri ini tanpa melalui proses pertumpahan darah (Perang dan Penjajahan) melalui Seni Budaya dan Jalur Perdagangan, sehingga Bangsa Indo (Polinesia dan Melanesia) dapat menerima Islam sebagai Agama yang di Anut di Negerinya, hingga saat ini Islam menjadi Agama mayoritas dan bahkan menjadi Bangsa yang berpenduduk Islam terbesar di dunia.
Catatan Sejarah singkat ini semoga dapat menjadi pembelajaran bagi Anak Bangsa Indonesia, untuk dapat mengenali Riwayat dan Sejarah Budaya bangsanya sendiri, khususnya Kader Himpunan Mahasiswa Islam sebagai kader umat dan kader bangsa yang kuat akan Budaya ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan sebagai bekal Nilai Dasar Perjuangan. (*)