Keberadaan taman-taman tematik yang belakangan digandrungi pelajar di Kota Tangerang memperlihatkan kebutuhan ruang terbuka publik untuk masyarakat Kota Tangerang.
Menurut Ail Muldi, pakar Sosiologi Komunikasi dan peneliti dari Yuwana Skripta (YS) Institute mengatakan, adanya taman tematik sangat positif untuk mengalihkan tempat berkumpul publik yang cenderung berpusat kepada mall-mall besar kepada fasilitas ruang terbuka untuk melakukan berbagai aktifitasnya.
“Saya meyakini bahwa pembangunan taman tematik memiliki pengaruh terhadap pelajar dalam mengisi waktunya pasca pulang sekolah, meskipun harus ada penelitian secara khususnya keberadaan taman tematik secara langsung pengaruhi tingkat intensitas tawuran antar pelajar,” ungkapnya.
Ail Muldi yang juga dosen aktif di Untirta Banten mengatakan, belum lama ini dirinya melakukan penelitian bersama teman-teman di YS Institute di Kota Tangerang. Dalam penelitiannya, tingkat kepuasan masyarakat Kota Tangerang terhadap Ruang Terbuka Non Hijau (Alun-alun Kota Tangerang) sangat tinggi.
“Ternyata masyarakat menjadikan ruang publik alun-alun dan taman sebagai destinasi wisata, olahraga, berkumpul dengan komunitas atau kelompoknya,” ungkapnya.
Hasil riset YS Institute memperlihatkan ruang publik yang ada di Kota Tangerang akan berdampak secara signifikan terhadap kepuasan masyarakat bila didorong untuk kegiatan-kegiatan sosial dan komunitas.
“Pembangunan taman secara ideal tidak hanya untuk pembangunan fisik semata, tetapi juga non fisik, seperti pemanfaatan ruang terbuka secara maksimal untuk kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan pelajar melakukan aktualisasi dirinya,” ucapnya.
Ail menjelaskan hal ini dilakukan dengan intervensi pemerintah untuk mendorong pemanfaatan taman untuk kegiatan aktualisasi pelajar dan masyarakat secara kelembagaan.
“Langkah Pemkot Tangerang sebaiknya meningkatkan fasilitas taman yang membuka ruang akses masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelompok atau komunitas. Salah satunya yakni ruang yang bisa digunakan untuk berkumpul dan adanya sarana wifi gratis,” paparnya.
Kemudian mendorong dinas-dinas atau lembaga sekolah untuk memanfaatkan taman sebagai ruang publik untuk kegiatan edukasi masyarakat.
“Sehingga taman menjadi ruang publik yang mendorong masyarakat untuk melakukan hal-hal positif dan meninggalkan kebiasaan negatif seperti tawuran dan sebagainya,” tambahnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa dari semua kota dan kabupaten di Banten, taman-taman di Kota Tangerang menurutnya lebih baik secara fasilitas.
“Tinggal ditingkatkan kebermanfaatannya untuk masyarakat khususnya kepada akses-akses yang mendorong hal-hal positif untuk pengembangan masyarakat dan komunitas,” pungkasnya. (Nji)