Beranda Berita Operasi Psikologis TNI Untuk Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat

Operasi Psikologis TNI Untuk Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat

0

Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan (Dirjen Kuathan) Kemhan Mayjen TNI Bambang Hartawan, mengatakan, Perwira TNI yang melakukan tugas operasi, harus memahami bahwa operasi itu adalah untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat.

“Bila hati dan pikiran masyarakat sudah dimenangkan, maka kita tidak akan mendapat kesulitan di daerah operasi. Justru masyarakat akan membantu dan mendukung tugas TNI. Namun sebaliknya, jika mereka disakiti maka masyarakat akan resisten terhadap kehadiran pasukan TNI, “ ujar Dirjen Kuathan Kemhan Mayjen TNI Bambang Hartawan di Kantor Kemhan, Jakarta.

Bagaimana cara memenangkan hati rakyat dan pikiran? Dalam memenangkan hati dan pikiran masyarakat di suatu wilayah, TNI melaksanakan strategi pembinaan teritorial. Pembinaan teritorial ini sama sekali tidak menggunakan peralatan perang, namun sebaliknya TNI hanya menggunakan kelengkapan sipil lainnya. Dari situlah pentingnya pembinaan teritorial.

Dirjen Kuathan Kemhan mengatakan, pembinaan teritorial tidak hanya menjadi tugas  TNI AD saja, tapi juga menjadi tugas TNI AL dan TNI AU. TeknikPsychological Operations (PsyOps) penting dilakukan untuk merebut hati dan pikiran masyarakat. Seperti strategi perang Sun Tzu dari negeri China yakni untuk memenangkan peperangan hendaknya memenangkan hati dan pikiran rakyat.

Himpunan Psikologi Indonesia Jakarta Raya (HIMPSI) Kolonel (Purn) Dr Widura Imam Mutopo, dalam sebuah Lokakarya Psychological Operations (PsyOps) bagi TNI, menjelaskan bahwa aktivitas psikologis adalah tindakan yang menyasar aspek mental dan psikologis pihak lawan atau musuh yang melakukan agresi terhadap keberadaan Indonesia dan/atau integritas teritorial dan ideologisnya.

Dalam peperangan atau konflik bersenjata dikenal istilah “perang urat syaraf” yang tujuannya melemahkan tekad musuh untuk berperang. Dalam konteks ketentaraan terdapat kegiatan psikologis yang lebih sempit lagi dan berkaitan dengan kondisi pertempuran yang mana kegiatan tersebut kerap mendapat predikat sebagai “pelindung kekuatan” (force protector) atau “pengganda kekuatan tempur” (force multiplier), dan juga sebagai “senjata tak mematikan” (non-lethal weapon). Kegiatan psikologis yang dimaksud adalah “Operasi Psikologis” atau dalam bahasa Inggris disebut Psychological Operations (PsyOps).

Dalam dunia militer istilah Psychological Operations(PsyOps) digunakan untuk menggambarkan suatu upaya sistematis dan scientific untuk merangkul hati dan pemikiran populasi yang menjadi sasaran dalam kerangka pasukan melakukan operasi militer atau bertahan secara aktif.

Operasi di Indonesia tidak hanya memenangkan wilayah tetapi juga memenangkan hati dan pikiran masyarakat. “Di Indonesia lebih kepada menjaga agar tidak terjadi konflik atau disintegrasi,” kata Kolonel (Purn) Dr Widura Imam Mutopo.

Namun, berbeda dengan negara Amerika dimana MISO (Military Information Support Operations) adalah operasi yang direncanakan yang bisa mempengaruhi emosi, motif dan nalar mereka. Fokus MISO adalah untuk mendukung commander unit sehingga bisa memberikan perubahan pada populasi tertentu dan lingkungannya. MISO dapat mendukung operasi di medan pertempuran agar menjadi lebih mudah. MISO ini dapat memberi efek yang berlipat ganda. (Mrz)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini