Sungai Cisadane yang menjadi kebanggaan masyarakat Tangerang akan digarap menjadi destinasi wisata air, termasuk sebagai prasarana transportasi.
Kabid Dinas Pariwisata Kota Tangerang, Rizal Ridolloh membeberkan masteplan tersebut dalam acara Coffe Morning yang dihelat di Flying Deck Cisadane, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (9/11/2017).
“Cisadane ini memang potensial menjadi wisata alam. Oleh karena itu akan kami bangun wisata air dan menjadi objek transportasi, tapi harus diperhatikan pelestariannya,” ujar Rizal.
Nantinya wisata air yang digarap Pemerintahan Kota Tangerang ini akan didirikan kafe-kafe dengan dilibatkan berbagai elemen masyarakat.
“Ini bisa meningkatkan taraf ekonomi untuk warga yang dekat Cisadane,” ucapnya.
Menurut Rizal, pihaknya tengah gencar-gencarnya mempromosikan destinasi wisata di Kota Tangerang seperti di bantaran Sungai Cisadane yang dapat digali dari segi potensi.
“Untuk saat ini kami sudah bangun taman Flying Deck Cisadane dan Kampung Bekelir. Dua wisata itu berdekatan dengan Sungai Cisadane,” kata Rizal.
Ia mengklaim sudah ada 36 perwakilan dari mancanegara yang mengunjungi Kampung Bekelir. Bahkan ratusan orang dari berbagai wilayah di Indonesia juga tertarik dengan konsep Kampung Bekelir dan Flying Deck Cisadane ini.
“Dalam waktu dekat lagi juga kami bangun Kampung Apung di Cisadane. Sudah ada investor yang mulai komunikasi,” ungkapnya.
Rizal menuturkan selain wisata air, disediakan juga alat transportasi yang melintas di Sungai Cisadane. Alat transportasi yang digunakan yakni perahu-perahu yang mengangkut para pelancong jika ingin menikmati sunset di Kota Tangerang.
“Festival Cisadane dengan berbagai perahu hias juga rutin kami lakukan tiap tahunnya. Bahkan menjadi spot wisata taraf internasional. Ini juga sudah dilirik Kementrian Pariwisata,” imbuhnya.
Kendati demikian Rizal mengaku jajarannya masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi dalam mengoptimalkan potensi Cisadane. Pihaknya terbentur berbagai kendala dalam melakukan pengembangan untuk pembangunan wisata.
“Kendalanya pada proses adminitrasi. Sebab harus berkoordinasi terlebih dulu dengan pihak-pihak terkait, misalnya Badan Balai Cisadane,” tandasnya. (Nji)
