Kapal Motor Sunrise Glory ditangkap KRI Sigurot-864 TNI AL, karena membawa narkoba jenis shabu seberat satu Ton. Dalam keterangan pers di Dermaga Lanal, Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepri,Sabtu, (10/2/18), Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksdya TNI Achmad Taufiqoerrochman, mengatakan, penangkapan narkoba jenis shabu di atas jumlahnya sekitar satu ton lebih.
Menurut Wakasal, Presiden RI Joko Widodo, sangat konsen dengan permasalahan narkotika terutama di wilayah Kepri. Berdasarkan hal tersebut, TNI AL sesuai dengan fungsinya, berdasarkan UU TNI, bahwa TNI AL berfungsi untuk melakukan penegakan hukum di laut. Maka, pada Desember 2017, telah didapat info dari intelijen bahwa ada kapal nelayan yang berbendera asing terindikasi membawa narkoba dengan tujuan Perairan Indonesia.
“Berawal dari informasi tersebut, komando atas memerintahkan kepada jajarannya untuk melaksanakan pemantauan dan pengejaran oleh unsur patroli TNI AL, yang diindikaskan modusnya bahwa kapal tersebut sebagai sarana atau alat transportasi untuk muatan narkoba, yang kemudian melaksanakan secara ship to ship untuk memindahkan atau mentransfer narkoba di tengah laut,” papar Wakasal Laksdya TNI Achmad Taufiqoerrochman.
Kemudian, lanjut Wakasal, pada 7 Februari 2018, pukul 14.10 WIB, tepatnya pada koordinat 01° 08′ 948″ U-103″ 48′ 486″ T, Perwira Jaga KRI Sigurot-864 melihat kapal berbendera Singapura, dimana kapal tersebut merupakan kapal yang dicurigai sesuai dengan informasi intelijen.
Kemudian, KRI melaksanakan pendekatan menuju pada posisi kapal KM Sunrise Glory, dengan halu 245 derajat dan kecepatan 13,5 knot ke arah kapal tersebut. Pada saat itu, kata Wakasal, KM Sunrise Glory berada pada posisi di Timur Laut Karang Helen pada posisi 01.08 118 U-103 47 216 T, berlayar dengan halu 050 derajat dan kecepatan 7 knot.
Selanjutnya, pukul 14.30 WIB, KRI Sigurot-864 melaksanakan pemerikasaan terhadap KM Sunrise Glory pada posisi 01 08 722 U-103 58′ 022 T, dan dikawal menuju Dermaga PelLabuhan Batu Ampar Kota Batam. Keesokan harinya, pada 8 Februari 2018, pukul 16.00 WIB, di Dermaga Batu Ampar Kota Batam, dilaksanakan serah-terima kapal tangkapan KM Sunrise Glory beserta Nahkoda, ABK, dan muatan dari KRI Sigurot-864 kepada Komandan Lanal Batam.
Wakasal melanjutkan, pada Jum’at, 9 Februari 2018, pukul 15.00 WIB, KM Sunrise Glory dipindahkan dari Dermaga Batu Ampar ke Dermaga Lanal Batam serta dilanjutkan proses penggeledahan dan pengecekan terhadap KM Sunrise Glory oleh BNN, Tim WFQR Lantamal IV/TPI, Ditjen Bea Cukai, Lanal Batam, dan KPU Bea Cukai Batu Ampar Kota Batam, yang kemudian berhasil menemukan muatan mencurigakan di atas tumpukan karung beras di atas palka bahan makan, yang ternyata berisi shabu sebanyak 41 karung beras seberat 1.000 kg.
Masih kata Wakasal, pada 10 Februari 2018, pukul 12.00 WIB, telah dilaksanakan penggeledahan kembali terhadap KM Sunrise Glory oleh Tim Gabungan, hasilnya tidak ditemukan lagi adanya Narkoba Shabu di atas kapal KM Sunrise Glory.
“Penemuan ini masih memerlukan pendalaman dan pengembangan, karena kemungkinan adanya dugaan pabrik narkoba yang berada di tengah laut. Menurut informasi intelijen, KM Sunrise Glory ini membawa 3 Ton Narkoba Shabu, dimana sebanyak 1,3 Ton telah diturunkan di Australia, ” ungkapnya.
Wakasal mengatakan, hingga saat ini, semua stake holder/instansi terkait sedang melakukan pendalaman Hasil analisa korelasi oleh Mabesal, KM Sunrise Glory ini telah menjadi target operasi.
Sementara itu, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Defari, mengatakan, permasalahan narkoba saat ini masih terus berjalan walaupun sindikat dari Iran dan Afrika sudah jarang masuk ke Indonesia.
“Tapi yang sekarang ini masih aktif adalah jaringan Malaysia, Taiwan, China, Myanmar, Thailand, dan beberapa negara Asean dengan jalur favorit para sindikat tersebut hingga saat ini masih menggunakan jalur laut. Sementara, wilayah Kepri yang merupakan perlintasan jalur Internasional memiliki kerawanan sehingga perlu menyatukan semua pihak, ” ujar Arman Depari.
Menurut Arman, BNN tidak memiliki kapasitas dalam hal penanganan garis pantai di laut. Berdasarkan hal itu, BNN meminta bantuan kepada TNI AL yang langsung direspon dan membuahkan hasilnya yang sangat bagus.Sementara jalur laut yang sering digunakan oleh penyelundup narkoba dimulai dari ujung Timur Aceh sampai ke Lampung naik ke sebelah atas Kepri terus menuju Pantai Barat Kalimantan.
“Jalur ini mungkin akan digunakan lagi dan perlu diwaspadai suatu saat akan bergeser ke sebelah Timur, ” ujarnya.
Di samping itu, kata Arman, berdasarkan data yang ada di BNN, ada sekitar 80 persen perdagangan narkoba menggunakan jalur laut. Namun, kegiatan ini bukan hanya di Indonesia. Karena, kata dia, berdasarkan data PBB yang menangani masalah kejahatan obat terlarang, sekitar 80 persen kejahatan dan perdagangan obat terlarang di dunia menggunakan transportasi laut.
Karena itu, lanjut Arman, BNN akan bekerjasama dengan TNI AL, kepolisian, dan stake holder yang ada di Indonesia agar benar-benar bisa mengamankan garis pantai yang ada di Indonesia agar dapat terawasi dengan baik.Semua pihak perlu berhati-hati, karena bangsa Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, para sindikat narkoba internasional itu akan mengalihkan pasarnya ke Indonesia.
“Karena pangsa pasar di Indonesia sangat besar dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa dan dengan generasi muda sekitar 40 persen yang sangat potensial untuk penyalahgunaan narkotika. Disamping itu, kemajuan ekonomi Indonesia dianggap oleh para sindikat narkoba, bahwa Indonesia memiliki cukup banyak uang,” ungkap Arman.
Dalam keteraangan pers di Batam, hadir diantaranya, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi, Pangarmabar Laksda TNI Aan Kurnia, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari, Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi, Aspam Kasal Laksda TNI S Irawan, dan Danrem 033/WP Brigjen TNI Gabriel Lema.
Selain itu, hadir pula Laksma TNI Eko Ribut S. (Danlantamal IV/TPI), Laksma TNI Gig Jonias S. (Kadispenal), Laksma TNI Eko Murwanto (Kepala Zona Kamla Barat Bakamla RI), Laksma TNI Bambang I. R. (Danguskamlabar), Laksma TNI Angkasa Dipua (Kadispamal), Brigjen Pol Richard M. Nainggolan (Ka BNNP Kepri), Susila Brata (Kepala BC Batam), Kolonel Laut (E) Iwan Setiawan (Danlanal Batam), Kombes Pol E Airlangga (Kabid Humas Polda Kepri), Kombes Pol Hengki (Kapolresta Barelang) dan Mayor Laut (P) Arizona Bintara (Dan KRI Sigurot-864). (MRZ)