Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, didapuk menjadi keynote speech pada acara Pembukaan Data Focus Conference 2018 oleh Kedutaan Besar Kroasia di Indonesia, Senin (5/3/18), di Hotel Borobudur, Jakarta.
Dalam sambutannya, Menhan Ryamizard, mengatakan, cyber security merupakan bagian dari cyber space dunia, sehingga Indonesia bagaimanapun juga harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan baik infrastruktur, hukum, kerjasama penanganan (nasional, regional maupun internasional) khususnya dalam bentuk pertahanan terhadap cyber.
Menurutnya, sebagai produk globalisasi yang dapat menciptakan interdependensi antara individu, kelompok atau negara, perkembangan dan penggunaan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Disatu sisi, dengan adanya teknologi internet, para pengguna dapat terbantu dalam memudahkan suatu pekerjaan, namun disisi lain penggunaan teknologi ini oleh orang yang tidak bertanggung jawab dapat digunakan untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
“Bahkan, perbuatan yang sangat lebih berbahaya lagi yaitu dapat mengancam kedaulatan dan keselamatan bangsa, ” ucap Menhan.
Menhan mengatakan, perkembangan teknologi menyebabkan penyebaran informasi menjadi semakin mudah dan cepat. Di satu sisi, hal ini menjadi suatu yang positif bagi masyarakat luas karena akses kepada suatu informasi secara umum menjadi semakin mudah.
Namun, hal tersebut menjadi tantangan bagi sektor pemerintah maupun swasta yang perlu melindungi informasi-informasi bersifat rahasia. Keamanan informasi tentu perlu dipahami bukan hanya bersifat melindungi dari pencurian data, tapi juga bagaimana menjaga suatu informasi dari penyalahgunaan maupun deviasi informasi.
“Pada lingkup nasional, kita bisa melihat contoh adanya sindikat penyalahgunaan dan penyimpangan informasi yang dilakukan oleh kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang baru-baru ini telah ditangkap Polri,” ujar Menhan dalam keynote speechnya.
Menhan menambahkan, kita bisa melihat bahwa kelompok tersebut menggunakan media sosial untuk mengirimkan berita hoax, melakukan propaganda maupun menebar kebencian yang dapat berdampak luas pada stabilitas keamanan nasional.
Sedangkan pada lingkup Internasional, kata Menhan, kita dapat melihat dari kasus Hillary Clinton yang mengalami peretasan oleh hacker Rusia ke akun email pribadinya. Hal tersebut menyebabkan kebocoran data yang kemudian diduga menjadi salah satu penyebab kalahnya Hillary Clinton dalam pemilu AS.
Bahkan, lanjutnya, beberapa jam setelah pemilu juga terlacak kegiatan spear-phishing yang dilakukan oleh grup yang disebut Cozy Bear untuk mencari informasi terkait kepemerintahan selanjutnya yang akan dipimpin oleh Donald Trump.
“Berdasarkan kondisi ini, dapat dipahami bahwa serangan cyber tidak dapat dianggap sebagai hal yang remeh karena juga dapat berdampak pada kondisi politik nasional,” terangnya.
Menhan berharap agar masyarakat turut aktif secara swadaya untuk mempromosikan nilai-nilai cinta tanah air dan persatuan bangsa dan membiasakan pemberian pendidikan persatuan kepada anak-anak dan generasi muda sejak dini.
Dunia pendidikan juga diharapkan Menhan agar berperan secara aktif untuk mewajibkan kembali pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang mengedepankan nilai-nilai persatuan Pancasila kepada anak sejak usia dini sehingga di benak generasi muda tertanam nilai toleransi dan antipati terhadap pandangan radikal.
“Saya berharap dunia cyber Indonesia dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan positif kepada masyarakat. Gunakan website maupun media sosial untuk mempromosikan semangat Bela Negara dan rasa cinta tanah air,” kata Menhan Ryamizard.
Menhan menegaskan, agar semua pihak memerangi situs-situs penebar kebencian dengan pesan-pesan yang positif. Di sisi lain, ia juga berharap agar para pelaku dunia cyber dan komunitas IT dapat terus meningkatkan kemampuannya, ikut berkompetisi pada tingkat nasional maupun global.
“Kepada aparat berwenang dan semua pihak, agar melaksanakan tugas untuk terus melindungi kedaulatan cyber Indonesia dan menjaga Indonesia dari ancaman-ancaman cyber, baik dari dalam maupun luar negeri. Sehingga aktifitas masyarakat tidak terganggu, produktifitas meningkat, dan stabilitas keamanan nasional dapat terus terlindungi,” tutup Menhan. (MRZ)