Kapolres Kota Tangerang, Kombes Pol H.M. Sabilul Alif menjadi pemateri pada kuliah umum Penanaman Nilai-Nilai Revolusi Mental bagi Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Dalam kuliah umum yang diikuti ratusan praja IPDN itu, Kapolres membawakan materi kuliah dengan tema “Membela Negara dari Ancaman Gerakan Neorevivalisme”.
Dalam kuliahnya, Kapolres menjelaskan, neorevivalisme adalah bentuk baru dari revivalisme namun dengan corak keagamaan yang lebih keras, bahkan cenderung radikal.
“Revivalisme sendiri adalah sebuah gerakan kebangkitan dengan semangat agama yang berpandangan bahwa harus ada gerakan pemurnian agama dan menganggap kedaulatan harus sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan,” kata Kapolres.
Kapolres menjelaskan, obsesi menjadikan agama sebagai dasar negara sudah ada sejak dulu. Kapolres mengisahkan diproklamasikannya Negara Indonesia Islam (NII) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun 1949.
“Ini menunjukkan bahwa obsesi mendirikan negara Islam sudah ada sejak dulu. Padahal, komposisi bangsa Indonesia begitu beragam. Dalam Islam sendiri, kita tahu terdapat beberapa perbedaan,” paparnya.
Menurut Kapolres, gerakan neorevivalisme di era mutakhir di Indonesia adalah dengan munculnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI, kata Kapolres, memiliki paham bahwa sistem khilafah harus diterapkan. Gerakan HTI, lanjut Kapolres, berbahaya bagi keutuhan NKRI.
“Haedar Nashir dalam buku Memahami Ideologi Muhammadiyah, memasukkan HTI sebagai gerakan neorevivalisme,” terangnya.
Yang berbahaya dari gerakan neorevivalisme kekhilafahan, kata Kapolres, adalah diharamkannya semangat cinta tanah air atau nasionalisme. Padahal, lanjut Kapolres, ada atau tidak ada dalil, semangat nasionalisme harus ditumbuhkan.
“Dan kalau memang harus bicara dalil, lihat Surat Al-Baqarah ayat 126 di mana saat itu Nabi Ibrohim berdoa agar negerinya aman dan makmur. Itu menunjukkan bahwa Nabi Ibrohim memiliki rasa cinta kepada tanah airnya, kepada negerinya,” ungkap Kapolres.
Untuk itu Kapolres mengajak para praja agar mewaspadai gerakan neorevivalisme. Menurut Kapolres, salah satu cara menghalau gerakan neorevivalisme adalah dengan memperdalam dan memaknai nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
“Jadilah warga negara atau aparatur negara yang baik yaitu mengamalkan nilai-nilai Pancasila yakni berbuat benar, adil, jujur, dan menyemai rasa persaudaraan. Sebab, itulah esensi dari sikap Revolusi Mental,” pungkas Kapolres. (Yan)